Denpasar (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika mendorong masyarakat di Pulau Dewata untuk berani menolak keberadaan beberapa tempat yang didiuga menjadi "lokalisasi" dan kafe-kafe remang-remang sebagai salah satu upaya efektif menanggulangi penyebaran HIV/AIDS.
"Sejauh ini persoalan HIV/AIDS memang belum bisa ditanggulangi dengan penuh sehingga harus dicari terus jalan keluarnya" katanya usai menyampaikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Pemprov Bali Tahun 2013 di DPRD Bali, di Denpasar, Jumat.
Menurut dia, permasalahan HIV/AIDS di Bali tidak bisa semata-mata dikaitkan karena Pulau Dewata merupakan daerah pariwisata, namun diperlukan kesadaran dari masyarakat karena sebenarnya semua sudah tahu penularannya lewat kontak seksual, jadi sebaiknya dihindari.
Berdasarkan data yang diterima pihaknya, lebih dari 20 persen pekerja seks komersial (PSK) di Bali sudah mengidap HIV/AIDS. "Itu untuk yang ketahuan, tetapi hal seperti ini yang tidak ketahuan tentu tinggi," ucapnya.
Mantan Kapolda Bali itu berpandangan untuk menutup lokalisasi maupun kafe remang-remang itu bukan perkara mudah karena sesungguhnya operasional mereka tidak ada yang resmi, jadi kembali pada kesadaran yang punya tempat dan pelaku.
"Problemnya kesadaran itu ada pada diri kita. Seharusnya masyarakat di situ harus berani menolak karena pastinya mereka tahu keberadaannya, ya tolak dan usir ramai-ramai. Laki-laki yang baik juga jangan ke situ," kata Pastika.
Pastika menilai, cara efektif untuk mengatasi penyebaran HIV/AIDS akibat keberadaan tempat terduga lokalisasi dan kafe remang-remang adalah mempersulit operasinya, penolakan masyarakat dan konsumen juga menahan diri.
"Jika tidak ada yang membeli, tentu tidak ada yang mau jualan. Hukum pasar makin banyak konsumennya, maka makin banyak yang jualan," selorohnya.
Beberapa tempat di Bali yang diduga menjadi tempat lokalisasi diantaranya untuk di Kota Denpasar yakni kawasan Padanggalak, Jalan Danau Tempe, Jalan Danau Poso, Bung Tomo, dan Lumintang, sedangkan di Kabupaten Badung di seputaran jalan Gunung Lawu, Nusa Dua, sementara di kabupaten lainnya yakni di kawasan Bungkulan (Buleleng), Terminal Pesiapan (Tabanan), Delod Berawah dan Pangkung Karung (Kabupaten Jembrana). "Kalau sudah tahu tempat-tempatnya seharusnya masyarakat jangan ke sana," harapnya.
Di sisi lain, Pemprov Bali juga telah mengupayakan berbagai langkah antisipasi yakni meningkatkan sosialisasi secara berkelanjutan menjangkau seluruh lapisan masyarakat dan meningkatkan kerja sama dengan berbagai LSM peduli AIDS. (WDY)