Badung, Bali (ANTARA) - Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Badung, Bali, berupaya untuk terus meningkatkan kesadaran kolektif berbagai pihak dalam penanganan HIV/AIDS.
“Peringatan Hari AIDS Sedunia merupakan pemantik untuk meningkatkan kesadaran kolektif, untuk hak kesetaraan bagi semua, Jadi, dengan bersama semua bisa sesuai dan dalam menangani HIV-AIDS itu tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri,” ujar Wakil Bupati Badung yang juga Ketua Pelaksana KPA Badung I Ketut Suiasa dalam keterangannya di Mangupura, Senin.
Ia mengatakan penanganan HIV/AIDS tidak bisa dilakukan oleh sepihak saja, namun harus melibatkan semua elemen dan semua unsur serta dilakukan dengan cara yang kolaboratif dan bersama melakukan gerakan untuk menekan angka penularan HIV/AIDS.
“Hanya dengan upaya tersebut kami akan bisa menangani HIV/AIDS. Apalagi, kami hanya punya waktu lima tahun saja, karena di tahun 2030 kita ditargetkan untuk zero HIV-AIDS,” kata dia.
Ketut Suiasa menjelaskan masih adanya kasus penularan HIV/AIDS merupakan tantangan bagi seluruh pihak untuk dapat menekan penyebaran virus tersebut.
Selain itu, menurutnya, dengan adanya kasus baru itu pihaknya harus melakukan pendataan yang dilanjutkan dengan proses komunikasi atau pendekatan ke masyarakat dan melakukan deteksi dini dimana kantong-kantong atau titik-titik kerawanan yang ada kecenderungan terjadinya kasus.
“Kami harus bisa menyadarkan orang untuk jujur dan mau mengakui bahwa dia menderita HIV/AIDS, karena adanya kecenderungan orang yang terkena HIV/AIDS itu adalah orang yang sifatnya tertutup, karena juga mungkin dia akan tahu risiko masalah sosialnya, mendapat hukum sosial dan terdiskriminasi,” kata dia.
Untuk itu, pihaknya juga akan terus berupaya menghilangkan stigma yang berlaku di sebagian masyarakat yang masih mendiskriminasi penderita HIV/ AIDS.
“Padahal, orang yang terjangkit virus HIV AIDS itu sebenarnya dia mengalami penyakit yang persis sama juga dengan penderita yang lainnya,” kata Ketut Suiasa.