Denpasar (ANTARA) - Wakil Wali Kota Denpasar, Bali, Kadek Agus Arya Wibawa menyerukan gerakan bersama kepada seluruh elemen masyarakat untuk bekerja lebih keras dalam upaya menyetop penyebaran kasus HIV-AIDS.
"Masalah HIV dan AIDS harus menjadi perhatian semua pihak karena dapat menjadi ancaman bagi kesehatan, berdampak pada kehidupan sosial, ekonomi bahkan berdampak pada pembangunan daerah," kata Arya Wibawa di Denpasar, Sabtu malam.
Arya Wibawa dalam acara Malam Renungan AIDS Nusantara itu menyampaikan bahwa menjadi tantangan buat semua untuk mengungkapkan kasus HIV dan AIDS yang belum terdeteksi sehingga dapat membongkar fenomena gunung es tersebut.
Malam Renungan AIDS Nusantara (MRAN) Kota Denpasar ini melibatkan organisasi perangkat daerah (OPD) Pemkot Denpasar, lembaga peduli AIDS, layanan HIV, KDPAN, KSPAN, dan masyarakat pemerhati isu HIV.
Baca juga: Pemkab Badung dorong kepedulian masyarakat desa menuju 3 zero AIDS
Arya Wibawa yang juga Ketua Pelaksana Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Denpasar mengatakan perkembangan kasus HIV terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
Hingga Maret 2024, jumlah kasus HIV dan AIDS yang tercatat di sejumlah layanan di Kota Denpasar mencapai 15.810 kasus terdiri atas HIV sebanyak 9.077 dan AIDS sebanyak 6.073 kasus. Dari data tersebut 273 di antaranya meninggal lantaran mengidap penyakit AIDS.
Arya Wibawa menambahkan, setiap tahun pada bulan Mei, berbagai lembaga dan masyarakat peduli HIV dan AIDS secara rutin memperingati Malam Renungan AIDS Nusantara atau yang dikenal dengan MRAN.
"Semangat yang ada di balik renungan ini adalah ajakan bagi kita untuk memberi dukungan kepada Orang dengan HIV-AIDS (ODHA) dan Orang yang Hidup dengan Orang dengan HIV-AIDS (OHIDHA). Kita juga diajak untuk lebih peduli terhadap masalah AIDS dan turut ambil bagian dalam menanggulangi AIDS," ujarnya.
Baca juga: Forum guru Badung tingkatkan pencegahan HIV/AIDS bagi remaja
Ia menegaskan, tantangan ke depan adalah bagaimana mewujudkan tujuan penanggulangan HIV/AIDS yaitu Getting Three Zero (Zero New Infection, Zero hiv-related Death dan Zero Discrimination) pada tahun 2030.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Denpasar dr AA Ayu Agung Candrawati menambahkan, maksud dari kegiatan MRAN 2024 ini untuk mengenang mereka yang telah meninggal karena AIDS.
"Kegiatan ini juga untuk memberi dukungan kepada mereka yang masih hidup dengan HIV sehingga muaranya adalah mengupayakan kesetaraan hak kesehatan dan hak asasi manusia untuk semua orang dalam penanggulangan HIV/AIDS, menurunkan stigma dan diskriminasi terhadap ODHA.
Selain itu, juga untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat akan ancaman bahaya HIV/AIDS di sekelilingnya. Kegiatan ini juga untuk menggalang partisipasi multipihak untuk penanggulangan AIDS.
Acara MRAN 2024 ini juga dihadiri Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Denpasar Kombes Pol Ketut Adnyana Putra dan undangan lain diisi dengan penyampaian epidemiologi kasus HIV, refleksi MRAN (pemutaran video), pembagian bunga mawar dan diakhiri penyalaan lilin serta menyanyikan lagu "Lilin-lilin Kecil".