Denpasar (Antara Bali) - Aktivis perempuan, Luh Riniti Rahayu mendorong calon anggota legislatif dari kaum wanita untuk tidak korupsi jika terpilih menjadi wakil rakyat di parlemen.
"Saya berharap caleg perempuan yang terpilih nanti hendaknya dapat memberikan contoh positif dan kerja nyata kepada rakyat dan tidak korupsi," kata Ketua Bali Sruti itu di Denpasar, Minggu.
Ia mengatakan sebagai calon pemimpin rakyat, lanjut dia, harus mengutamakan kepentingan rakyat di atas kepentingan pribadi atau golongan sehingga tidak ada timbul niat untuk melakukan korupsi.
Caleg perempuan harus bekerja keras memberikan kesejahteraan kepada rakyat dan wajib melindungi kaumnya sehingga memberikan dampak perubahan dalam masyarakat.
"Wanita Bali yang akan bertarung dalam perebutan kursi parlemen harus mengutamakan kesejahteraan rakyat dan memberikan kontribusi pada kaumnya," ujarnya.
Selain itu, caleg perempuan harus memberikan perubahan dalam peta politik di pemerintahan sehingga mampu bekerja secara sungguh-sungguh dan mewujudkan aspirasi rakyat sesuai kontrak politik yang telah dibuat saat berkampanye.
Luh Riniti menilai caleg perempuan harus mendapat tempat di hati masyarakat sehingga peran serta wanita dalam dunia politik menjadi lebih berwarna dan menjamin perubahan dalam peta perpolitikan.
"Masyarakat harus mendorong caleg wanita sebagai wakil rakyat apabila ingin ada perubahan," ujar Riniti yang juga sebagai dosen Fisipol Universitas Ngurah Rai itu.
Ia menjelaskan bahwa pemilu 2009 hanya menghasilkan tujuh setengah persen anggota legislatif dari kaum perempuan di seluruh Provinsi Bali. Namun, diharapkan hasil pemuilu 2014 minimal mencapai sepuluh persen wakil rakyat dari kaum wanita.
"Saya berharap kuota 30 persen itu bisa dimaksimalkan dengan baik oleh caleg perempuan, kalau tidak bisa, setidaknya mampu menyerap sepuluh persen caleg perempuan," ujarnya. (WDY)