Denpasar (Antaranews Bali) - Anggota DPR RI I Gusti Agung Putri Astrid mengajak kaum perempuan Bali yang masuk daftar caleg untuk Pemilu 2019, dapat memanfaatkan kesempatan tersebut dengan sebaik-baiknya sebagai sebuah pembelajaran politik.
"Menurut saya, bisa menjadi caleg saja sudah pembelajaran. Jadi, kesempatan ini harus bisa dimanfaatkan sebesar-besarnya. Mumpuni atau tidak mumpuni dalam politik, buat saya adalah sebuah proses," kata Agung Astrid, disela-sela menghadiri Musrenbang terkait Penyusunan Perubahan RPJPD Semesta Berencana Provinsi Bali tahun 2005-2025, di Denpasar, Selasa.
Agung Astrid menambahkan, UU Pemilu telah memberikan peluang 30 persen keterwakilan perempuan menjadi caleg, sehingga selanjutnya kaum hawa harus berani mengambil tantangan tersebut.
"Walaupun saya rasa memang untuk bisa betul-betul diterima dan dipercaya masyarakat memerlukan perjuangan yang cukup besar. Namun, saya kira sudah ada perubahan di masyarakat, contohnya masyarakat Bali khususnya di Tabanan dan Karangasem sudah bisa menerima bupati perempuan," ucapnya.
Ia tidak memungkiri politisi perempuan untuk bisa diterima masyarakat memerlukan waktu. "Tetapi saya kira perempuan sudah punya tempat dalam politik, tinggal bagaimana dalam proses dan waktunya menempatkan secara tepat. UU Pemilu sudah memberikan ruang dan kesempatan, tinggal kita mengambil," ujar politisi dari Fraksi PDI Perjuangan itu.
Agung Astrid berpandangan bahwa tidak ada politisi yang bisa menjadi wakil rakyat tanpa proses belajar. "Bagi saya urusannya bukan lagi terpilih tidak terpilih, tetapi dengan menjadi caleg atau sudah diterima sebagai caleg, itu sudah menjadi kehormatan sebagai politisi," ujarnya.
Seorang politisi, lanjut dia, meskipun sudah berada dalam suatu partai tertentu, belum tentu bisa belajar politik yang sesungguhnya jika belum menjadi caleg yang harus terjun ke lapangan, harus merasakan diterima dan ditolak masyarakat.
"Oleh karena itu, para caleg perempuan agar bisa terpilih memang harus ada antusiasme yang paling tidak bisa terlihat dari wajahnya. Jangan sampai dari awal berpandangan hanya sebagai pelengkap. Masalah pelengkap atau tidak itu nanti persepsi masyarakat," ujarnya.
Menurut Agung Astrid, caleg yang awalnya dianggap pelengkap bisa berubah menjadi kekuatan dalam parpolnya, yang tergantung kemampuannya berbicara dengan masyarakat.
"Jadi, kaum perempuan harus bisa membuat masyarakat menerima, tugas kita mengubah persepsi dan harus dimulai dari diri sendiri dengan antusias," kata wanita kelahiran Malang itu.
Agung Astrid: perempuan Bali manfaatkan kesempatan jadi caleg
Selasa, 8 Januari 2019 14:20 WIB