Denpasar (Antara Bali) - Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Denpasar memantau keberadaan organisasi masyarakat di Ibu Kota Provinsi Bali tersebut demi terciptanya rasa aman, nyaman, dan kondusif, serta berwawasan budaya.
"Selain memantau, kami juga perlu memberikan pembinaan kepada ormas, baik yang sudah terdaftar maupun belum," kata Kepala BaKesbangpol Kota Denpasar, I Komang Sugiarta, Kamis.
Kegiatan monitoring tersebut untuk mendapatkan informasi lengkap tentang keberadaan ormas sekaligus mendatanya.
"Tahun 2014 adalah tahun politik. Karena itu kami mengajak seluruh Ormas untuk ikut berpartisipasi dan bersinergi kepada Pemerintah Daerah dalam melaksanakan pengamanan,"kata Sugiarta.
Kegiatan tersebut akan melibatkan pihak TNI/Polri dan instansi terkait lainnya. "Monitoring ini dilaksanakan selama 10 hari dari Jumat (7/3) hingga selesai," ujarnya.
Bakesbangpol mencatat di Kota Denpasar terdapat 1.000 ormas yang terbagi dalam beberapa kelompok, seperti yayasan, keagamaan, etnis, sosial, budaya, dan politik.
Sementara untuk ormas yang telah dimonitor meliputi, Laskar Bali, Baladika Bali, Pemuda Bali Bersatu, Satria Bali, Brahma Kumaris, Parum Pecalang, Senkom Mitra Polri, Saksi-saksi Yehhua Indonesia, Perhimpunan Wreda Sejahtera, dan Ikatan Manunggal Panca Ningrat.
Lebih lanjut Sugiarta menyampaikan, Untuk memberdayakan Ormas yang ada agar ikut berpartisipasi dalam pembangunan di Kota Denpasar strategi awal yakni dengan melakukan pendekatan-pedekatan ataupun silaturahmi langsung sehingga ada saling pengertian untuk proses ikut menciptakan keamanan, kenyamanan, di lingkungan masyarakat.
Pada 2013 banyak terjadi gesekan yang melibatkan ormas serta massa yang cukup banyak, Kesbangpol selaku pembina Ormas mencoba untuk membangkitkan kesadaran menyama beraya sebagai sebuah kesatuan untuk bisa meminimalisir terjadinya kejadian-kejadian seperti itu. (LHS)