Denpasar (Antara Bali) - Wakil Ketua Komisi III DPRD Provinsi Bali Gusti Lanang Rai Bayu Wibiseka menyayangkan kumuhnya objek wisata Kintamani, Kabupaten Bangli.
"Objek wisata Penelokan Kintamani sekarang jorok dan kumuh. Terlebih di pagi hari karena di lokasi tersebut diizinkan untuk dijadikan pasar pagi," katanya di Denpasar, Minggu.
Ia mendesak Pemerintah Kabupaten Bangli dan Pemerintah Provinsi Bali berkoordinasi agar objek wisata panorama Danau Kintamani dan Gunung Batur itu bisa menjamin kenyamanan wisatawan.
"Dengan kondisi yang kotor dan jorok karena berdiri pasar pagi ini tentu akan merusak citra sektor pariwisata. Tidak saja objek wisata di Kabupaten Bangli, tetapi akan semua berimbas ke objek wisata lain," ujar politikus asal Kabupaten Karangasem itu.
Menurut Bayu Wibiseka, pemerintah harus memikirkan lebih jauh, tidak saja kepentingan masyarakat setempat, tetapi lebih dari itu menyangkut citra pariwisata Bali ke depannya.
"Kalau tidak ada usaha untuk memperbaiki kawasan Penelokan kembali bersih dan lestari. Wisatawan datang ke sana ingin melihat pemandangan alam yang eksotik karena di bawah tampak danau dan menjulang Gunung Batur serta di kejauhan tampak Desa Terunyan," ujarnya.
Bayu Wibiseka lebih lanjut mengatakan wisatawan juga dulunya tertarik untuk berkunjung ke Danau Batur, guna lebih dekat mengenal di sekitar danau itu karena kaldera Gunung Batur yang menjadi kawasan "Geo Park" dunia.
"Namun wisatawan tidak lagi tertarik ke sana sekarang sebab perjalanan menuju ke bawah dari Penelokan diganggu kendaraan truk pengangkut tambang galian C. Yang dulunya ditempuh dalam 15 menit, sekarang bisa ditempuh cukup lama," katanya.
Seorang wisatawan asing, Renaldo, merasa tak nyaman dengan kondisi itu. "Saya datang ke sini kecewa. Pemandangan alam di sana dulu masih bagus. Tapi kenapa tempat yang dijadikan lokasi melihat pemandangan ini cukup kotor dan jorok. Dulu saya pernah beberapa tahun silam ke sini, waktu itu bersih dan bagus dikawasan Penelokan ini," tutur wisatawan asal Inggris yang sebelumnya pernah ke Penelokan Kintamani.
Ia berharap pemerintah untuk melakukan tindakan merelokasi pedagang pasar itu agar kawasan ini tetap bersih dan lestarikan, sehingga wisatawan mau lagi berwisata ke Penelokan. (M038)