Medan (Antara Bali)
- Gubernur Bank Indonesia (BI), Agus Martowardojo memperkirakan volume
perdagangan pada Januari 2014 akan mengalami defisit, setelah tiga bulan
sebelumnya sempat tercatat surplus.
"Kita mesti memahami bahwa bisa terjadi kondisi neraca perdagangan
yang tertekan, lebih karena faktor musiman," katanya di Medan, Jumat.
Agus menjelaskan defisit neraca perdagangan terjadi karena
terganggunya kinerja ekspor komoditas, akibat penurunan permintaan
global atas CPO dan batubara serta implementasi UU Minerba yang melarang
ekspor bahan mineral mentah.
"Ekspor CPO dan batubara di awal tahun tidak setinggi yang
diharapkan. Selain itu, aturan ekspor mineral membuat beberapa institusi
masih mengkaji dan mengharapkan ada kondisi lebih baik. Ini bisa
menekan ekspor kita," katanya.
Namun, untuk keseluruhan tahun, Agus mengharapkan sektor ekspor
akan membaik dan menjadi salah satu penyumbang mesin pertumbuhan ekonomi
selain konsumsi domestik, meskipun harga komoditas belum sepenuhnya
membaik pada 2014.
"Kalau harga komoditas belum ada perubahan, malah masih ada sedikit
penurunan dan mungkin ada perbaikan harga pada 2015. Tetapi seiring
dengan membaiknya negara maju, kita harapkan volume ekspor ada
peningkatan," katanya.
Agus mengatakan membaiknya sektor ekspor dapat membantu kinerja
volume perdagangan secara keseluruhan pada 2014, karena sebelumnya
surplus pada neraca perdagangan lebih dikarenakan kinerja impor yang
melambat.
"Ekspor naik tapi belum besar, yang menggembirakan sektor
manufaktur naik antara lain tekstil dan perkakas mesin. Impor turun
khususnya non migas, namun secara total impor masih tinggi secara nilai
dari sektor migas," ujarnya. (WDY)
BI: Neraca Perdagangan Diperkirakan Defisit pada Januari
Sabtu, 1 Maret 2014 11:15 WIB
Ekspor CPO dan batubara di awal tahun tidak setinggi yang diharapkan. Selain itu, aturan ekspor mineral membuat beberapa institusi masih mengkaji dan mengharapkan ada kondisi lebih baik. Ini bisa menekan ekspor kita,"