Denpasar (Antara Bali) - Pengusaha pakaian jadi di Bali mulai melirik pasar dalam negeri (lokal) untuk bisa bertahan hidup, disamping tetap menerima pesanan dari rekan bisnisnya dari luar negeri dengan jumlah sangat terbatas.
"Kami bersyukur bisa bertahan hidup dengan jumlah pesanan sangat terbatas akibat dampak resesi ekonomi yang menimpa konsumen di Amerika Serikat dan Eropa yang masih dirasakan hingga kini," kata pengusaha Ni Made Wardani di Denpasar Rabu.
Ia mengaku bersyukur karena bisa bertahan saja dalam menjalankan roda usaha, mengingat kondisi pasar pakaian jadi buatan Bali merosot ke pasaran ekspor sejak dihapuskannya sistem kuota, sekitar tahun 2000-an.
Kondisi kurang menguntungkan itu ditambah adanya krisis ekonomi yang dirasakan negara konsumen di negeri Adidaya itu. (M038)