Denpasar, Bali (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bali menggandeng Universitas Udayana dan Universitas Pendidikan Ganesha dalam program kuliah kerja nyata untuk mengakselerasi tingkat literasi dan inklusi keuangan masyarakat di perdesaan.
"Perbedaan tingkat literasi dan inklusi keuangan di perkotaan dan perdesaan menjadi pertimbangan pentingnya edukasi," kata Kepala OJK Provinsi Bali Kristrianti Puji Rahayu di Denpasar, Bali, Jumat.
Berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2024, masih terdapat celah antara tingkat inklusi dan literasi keuangan penduduk Indonesia sebesar 9,59 persen dengan tingkat literasi sebesar 65,43 persen dan tingkat inklusi keuangan sebesar 75,02 persen.
"Itu berarti banyak masyarakat yang sudah mengakses produk dan layanan jasa keuangan, tetapi belum memahami sepenuhnya produk dan layanan jasa keuangan tersebut," imbuhnya.
Baca juga: OJK Bali perkuat kemampuan BPR buat lelang daring
Berdasarkan klasifikasi wilayah, indeks literasi dan inklusi keuangan wilayah perkotaan masing-masing sebesar 69,71 persen dan 78,41 persen.
Sedangkan di wilayah perdesaan indeks literasi dan inklusi keuangan masing-masing sebesar 59,25 persen dan 70,13 persen
Untuk itu, program Kuliah Kerja Nyata Literasi dan Inklusi Keuangan (KKN LIK) 2024 menyasar 40 desa yang tersebar di delapan kabupaten di Bali yakni Kabupaten Badung di Desa Penarungan, Ayunan, Getasan, Carangsari, Kuwum.
Kemudian di Kabupaten Tabanan yaitu Desa Kukuh, Beraban, Baturiti, Gadungan, Bengkel; Kabupaten Gianyar yaitu Desa Kerta, Kedisan, Pejeng, Bona, Batuan Kaler.
Selanjutnya di Kabupaten Klungkung yaitu Desa Suana, Batu Kandik, Kusamba, Banjarangkan, Nyalian; Kabupaten Jembrana yaitu Desa Batu Agung, Blimbing Sari, Cupel, Tegal Cangkring, Gumbrih.
Baca juga: OJK catat penyaluran kredit di Bali tumbuh tujuh persen
Selain itu, Kabupaten Karangasem yaitu Desa Besakih, Lokasari, Sengkidu, Sibetan dan Tumbu; Kabupaten Buleleng yaitu Desa Bestala, Pemuteran, Gitgit, Sepang, Tunjung; dan Kabupaten Bangli yaitu Desa Apuan, Bunutin, Peninjoan, Sukawana, Kintamani.
Ada pun KKN LIK dua kampus itu diikuti 678 mahasiswa yang telah merampungkan edukasi keuangan pada akhir Agustus 2024 dengan total partisipasi mencapai 27.620 orang peserta dan 312 pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM).
Dalam program KKN itu, para mahasiswa melakukan survei profil desa, survei literasi dan inklusi keuangan, pendampingan UMKM di antaranya terkait penyusunan laporan keuangan sederhana dan terkait akses permodalan.
Kemudian, edukasi keuangan berdasarkan segmentasi termasuk kepada anak-anak sekolah dan membuat pojok literasi keuangan berupa poster yang berisi informasi tentang produk dan layanan jasa keuangan serta tips berinvestasi dengan bijak.
Poster tersebut ditempatkan di pusat informasi yang mudah diakses masyarakat seperti kantor desa, balai banjar, pos kamling, sekolah, puskesmas dan tempat lain yang dipandang strategis.