Denpasar (Antara Bali) - Federasi Serikat Pekerja Pariwisata menilai menjamurnya hotel di Bali telah memicu terjadinya perang tarif yang sangat berpengaruh terhadap kesejahteraan para pekerja sektor akomodasi tersebut.
"Akibat adanya perang tarif berimbas kepada para pekerja di sektor ini yang bisa diberhentikan setiap saat akibat pendapatan menurun," kata Ketua Federasi Serikat Pekerja Pariwisata (FSP-Par) Bali, Putu Satyawira, di Denpasar, Sabtu.
Dia mengaku, cukup banyak mengamati fenomena ketidakadilan kepada pekerja pariwisata, seperti membayar upah tidak sesuai dengan ketentuan. "Saya contohkan ada pegawai di hotel bintang 4 atau 5 yang dibayar sama seperti pekerja hotel bintang 3," ucapnya.
Sampai sekarang hal itu belum pernah diperbincangkan dengan asosiasi sektor perhotelan di Pulau Dewata, namun kondisi yang terjadi sering disampaikan ke pemerintah.
"Kami pun sering mengusulkan kepada pemerintah untuk segera membuat standar tarif hotel sehingga tidak terjadi persaingan yang tak sehat," ucapnya. (IGT/T007)