Denpasar (Antara Bali) - Kementerian Kehutanan akan menyita lumba-lumba yang menjadi daya tarik sebuah arena wisata di Restoran Akame "Dolphin Bay" di Kawasan Benoa, Denpasar, merespon tuntutan masyarakat termasuk dari sebuah lembaga pecinta binatang di beberapa media sosial.
"Kita sepakat dengan pemilik bahwa ini harus diteliti lebih lanjut dan sementara akan direhabilitasi di alam bebas di Karimun Jawa namun itu perlu persiapan," kata Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan di Denpasar, Rabu.
Menurut dia, dua ekor lumba-lumba yang berusia tujuh dan sembilan tahun itu akan segera dipindahkan ke Taman Nasional Karimun Jawa namun belum diketahui waktu pastinya karena memerlukan banyak persiapan.
Dia mengungkapkan bahwa di Indonesia hanya ada tiga lembaga konservasi yang memiliki izin pertunjukan di antaranya Taman Safari, Ancol, dan Wersut Seguni (WSI).
Namun Zulkufli menambahkan bahwa sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 1999 tentang Pemanfaatan Jenis Tumbuhan dan Satwa Liar membolehkan lumba-lumba tersebut dipertunjukkan keliling di luar ketiga lembaga konservasi itu namun dengan tetap mendapat izin salah satu dari tiga lembaga pemilik izin.
Sehingga pemerintah akan merevisi peraturan pemerintah tersebut mengingat peraturan pemberian izin saat ini semakin ketat berdasarkan kesiapan dan kelayakan tempat.
Sementara itu pengelola atraksi lumba-lumba setempat Ade Kusmana mengatakan bahwa pihaknya akan mengikuti arahan Menteri Kehutanan meskipun ia merasa kecewa dengan isu yang berkembang di media sosial.
"Kami kecewa tetapi kami akan ikuti arahan Menteri Kehutanan. Namun, kalau kami salah, rubah dulu aturan pemerintah itu," ujarnya.
Ade menyatakan bahwa pihaknya telah memenuhi standar internasional terkait ukuran kolam dengan panjang 13 meter, lebar 10 meter dengan kedalaman 2,5 meter atau harus berukuran 2X ukuran tubuh lumba-lumba dewasa.
Dia membantah laporan dari sebuah LSM Jakarta Animal Aid Network yang menyatakan bahwa kedua ekor lumba-lumba yang baru empat bulan di Bali itu sakit dengan tempat dan perawatan yang buruk karena pihaknya mengawasi mamalia itu dengan ditangani oleh tim medis. (DWA/T007)
