STAHN Mpu Kuturan dan LKP Agung berikan pelatihan tata rias adat Bali ke mahasiswa

Singaraja (ANTARA) - Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri (STAHN) Mpu Kuturan Singaraja berkolaborasi dengan Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Agung menggelar pelatihan tata rias adat Bali kepada sejumlah mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi bertajuk "Beauty Class 2024".

“Kami biasa memberikan pelatihan ke kampus-kampus, khususnya terkait etika berbusana adat Bali, dan kami sangat terbuka untuk kolaborasi seperti ini,” kata pemilik LKP Agung A A Ayu Ketut Agung di tengah sesi pelatihan di Aula Rektorat STAHN Mpu Kuturan Singaraja, Kabupaten Buleleng, Bali, Sabtu.

Sebanyak 42 mahasiswa yang hadir dalam program tersebut mendapatkan berbagai pelatihan baik materi maupun praktik, tidak hanya tata rias wajah, namun juga pelatihan cara menjaga Kesehatan kulit, membersihkan wajah, tata cara pemakaian busana adat Bali sesuai etika, hingga bagaimana memakai tengkuluk lelunakan (kain yang dililitkan di kepala) dengan baik dan benar.

Ketua Panitia Pelaksana Beauty Class 2024 Raini Mahesa menjelaskan, pelatihan ini berorientasi pada peranan perempuan Bali di era modern dalam mempertahankan adat dan budaya.

Kegiatan ini lanjut Raini Mahesa juga ditujukan demi mewujudkan dukungan dan apresiasi terhadap wanita pada bulan peringatan hari Kartini.

Sementara itu Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi STAHN Mpu Kuturan Komang Agus Widiantara mengapresiasi kegiatan pelatihan tata rias yang dilaksanakan sebagai bentuk aktualisasi mata kuliah event organizer oleh mahasiswa kelas 4B.

Menurutnya, pada era globalisasi saat ini, banyak sekali terjadi pergeseran budaya, tanpa terkecuali dalam berpakaian dan pelatihan ini menjadi momentum yang tepat bagi mahasiswa  untuk memahami tata cara berbusana dan berias adat Bali yang baik dan benar.

“Yang tidak kalah penting juga adalah memperkenalkan tradisi kita, mengenai jenis payas agung tentunya, cara berbusana adat bali yang benar sesuai dengan pakem, sebagai generasi muda, tentu ini menjadi komparasi yang menarik, karena berbicara mengenai tren berbusana, khususnya adat,” kata dia.