Singaraja (ANTARA) - Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) ANTARA Biro Bali memberikan pelatihan fotografi jurnalistik kepada mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Hindu (IKH) Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri Mpu Kuturan Singaraja.
"Saya mengapresiasi semangat mahasiswa belajar fotografi jurnalistik di tengah perkembangan teknologi digital saat ini," kata Kepala LKBN ANTARA Biro Bali Widodo Suyamto Jusuf di Aula Dharma Duta STAHN Mpu Kuturan, Singaraja, Kabupaten Buleleng, Bali, Selasa.
Dalam kesempatan itu, ia banyak memberikan pemahaman praktis terkait dengan fotografi jurnalistik yang juga salah satu mata kuliah wajib di Prodi Ilmu Komunikasi Hindu.
Mahasiswa kampus keagamaan Hindu negeri di Bali bagian utara itu bersemangat dalam upaya menggali keilmuan bidang komunikasi, utamanya dasar-dasar jurnalistik dan lebih fokus fotografi jurnalistik.
Ia mengatakan pada era globalisasi sekarang, banyak hal dituntut dalam dunia jurnalisme, seperti kecepatan, ketepatan dan keakuratan, di samping harus tetap berdasar pada kode etik jurnalistik dalam upaya menghasilkan karya jurnalistik yang berkualitas.
Baca juga: Kabid Humas Polda Bali kunjungi LKBN ANTARA Biro Bali
"Fotografi jurnalistik akan tetap dibutuhkan saya kira. Kaitannya dengan kecerdasan buatan mungkin tidak bisa secara penuh menggantikan fotografi jurnalistik. Hanya saja memang tetap dibutuhkan untuk pengeditan yang lebih cepat dan tepat," kata dia.
Widodo optimistis bahwa eksekusi fotografi dalam jurnalistik tetap membutuhkan rasa, intuisi, dan sentuhan langsung sehingga fotografi jurnalistik tetap memiliki karakter dan ciri khas tersendiri.
Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Hindu Komang Agus Widiantara mengapresiasi kegiatan pelatihan jurnalistik yang dilaksanakan serangkaian hari ulang tahun program studi pada tahun ini.
Ia mengajak mahasiswa untuk belajar bukan hanya dengan akademisi dalam lingkup pendidikan di kampus, tetapi juga dengan para praktisi yang sudah intens berhadapan dengan situasi kerja di lapangan kaitan dengan bidang jurnalisme.
"Belajar jurnalistik itu harus dari ahlinya yakni para praktisi yang sudah terbiasa dengan dinamika dan keadaan nyata di lapangan. Utamanya bagi untuk profil lulusan jurnalis. Harus sering mendengar langsung dari kalangan wartawan langsung," kata dia.
Baca juga: ANTARA tingkatkan sinergitas dengan PLN UID Bali