Singaraja, Bali (ANTARA) - Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri (STAHN) Mpu Kuturan Singaraja, Bali menggelar ritual melasti atau ritual iring-iringan ke pantai dengan menampilkan berbagai jenis kesenian dari mahasiswa dan dosen kampus tersebut.
"Ritual melasti merupakan rangkaian dari ritual 'bhakti penerus' Pura Agung Mpu Kuturan yang dipusatkan di Pantai Banyuning," kata Ketua Panitia Pelaksana Bhakti Penerus, Ida Bagus Wika Krishna di Singaraja, Jumat.
Ia menjelaskan ritual melasti menampilkan seluruh potensi kampus pendidikan agama terbesar di Bali bagian Utara tersebut seperti tari pendet massal, gong beri, baleganjur, gong suling, penampilan unit kegiatan mahasiswa (UKM) Budaya Jawa dan berbagai jenis kesenian lain.
Ritual melasti adalah momentum untuk mengaktualisasikan wujud rasa beragama dan mahasiswa memberikan peran nyata dengan ikut bersama-sama berkesenian sesuai potensi yang dimiliki.
Baca juga: Akademisi nilai makan bergizi gratis efektif dongkrak prestasi siswa
Wika Krishna juga menjelaskan kesenian memiliki peran penting dalam memperkaya spiritualitas upacara.
“Melalui kesenian, kita tidak hanya mempersembahkan rasa bhakti kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, tetapi juga menghidupkan kembali warisan budaya yang harus terus dilestarikan,” ujarnya.
Beberapa tarian sakral, seperti Tari Rejang dan Tari Pendet, ditampilkan dengan penuh penghayatan oleh para mahasiswa. Tabuh Baleganjur yang mengiringi prosesi juga menambah kekhidmatan suasana, menciptakan harmoni antara ritual keagamaan dan ekspresi budaya.
Dengan terselenggaranya ritual melasti yang dikolaborasikan dengan seni pertunjukan, STAHN Mpu Kuturan Singaraja kembali menegaskan perannya sebagai lembaga pendidikan tinggi Hindu yang tidak hanya berorientasi akademik, tetapi juga aktif dalam pelestarian tradisi dan budaya Bali.
Baca juga: Akademisi STAHN Mpu Kuturan: Siwaratri saat untuk transformasi diri
Terkait prosesi ritual melasti, pihaknya lebih jauh mengungkapkan bahwa salah satu tujuan utama ritual tersebut adalah mengambil air suci ke pantai (laut) untuk selanjutnya dibawa ke Pura Agung Mpu Kuturan
"Adapun untuk ritual hari puncak dimana bhakti penerus merupakan rangkaian akhir dari ritual ngenteg linggih yang telah dimulai sejak 2023 lalu. Upakara mengambil jenis utama dan rencana akan menghadirkan beberapa undangan seperti dari Pj Gubernur Bali dan gubernur dan wakil gubernur terpilih," papar dia.