Badung (ANTARA) - BUMN bidang kesehatan Bio Farma bekerja sama dengan Massachusetts Institute of Technology (MIT) dalam Kompetisi Bio Farma x MIT Hacking Medicine untuk menghadirkan solusi layanan kesehatan.
Kompetisi yang diikuti 200 peserta itu menghadirkan ide untuk memecahkan masalah kesehatan, di mana mentor yang merupakan pendidik ahli dari institusi ternama di Amerika Serikat itu turut hadir membantu.
Dalam siaran Bio Farma yang diterima di Badung, Bali, Senin, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin yang hadir secara virtual menyampaikan apresiasinya dan berharap kegiatan serupa terus dilakukan.
“Indonesia membutuhkan lebih banyak entrepreneur dan inovator. Saya harap kegiatan seperti ini bisa lebih sering diadakan di Indonesia. Peluang berkembang bagi industri kesehatan di Indonesia sangat besar karena healthcare merupakan prioritas dan pemerintah memiliki alokasi dan perhatian yang besar untuk peningkatan bidang kesehatan," kata dia.
“Saya ucapkan banyak terimakasih kepada Bio Farma dan juga tim dari MIT Hacking Medicine, kegiatan ini merupakan salah satu bentuk untuk mendorong kemajuan industri kesehatan di Indonesia," sambungnya.
Deputi SDM dan IT Kementerian BUMN Tedi Bharata juga menyampaikan apresiasinya, menurutnya kompetisi ini dapat mengurangi kesenjangan inovasi di tubuh BUMN.
“Kami sangat menghargai terselenggaranya kompetisi ini. Kegiatan ini merupakan salah satu upaya dalam rangka menangani adanya innovation gap yang terjadi di institusi BUMN. Upaya ini tidak dapat dilakukan dengan kerja sendiri, namun juga diperlukan adanya pendekatan yang bersifat sinergi dan kolaboratif," kata Tedi.
Kegiatan Bio Farma dengan institusi pendidikan MIT ini disebut sebagai pendekatan kolaboratif yang ia maksud, dengan tujuan agar dapat melihat permasalahan yang nyata dan mencari solusi yang inovatif untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
"Kami mengapresiasi 200 peserta yang telah berpartisipasi dan memberikan solusi yang terbaik,” ucapnya.
Direktur Utama Bio Farma Shadiq Akasya berharap kegiatan ini dapat membawa perubahan yang baik untuk industri kesehatan di Indonesia.
“Bio Farma memfasilitasi generasi muda bertalenta untuk dapat melihat real problem secara langsung dan memberikan berbagai solusi yang inovatif," kata Shadiq.
Shadiq melanjutkan bahwa kegiatan tersebut didukung oleh tenaga pengajar dari MIT yang menjadi mentor bagi para peserta selama kegiatan ini berlangsung.
"Semoga kedepannya kita bisa bekerjasama dengan lembaga berskala global lain yang dapat membantu kita menyelesaikan permasalahan di masa mendatang," ujarnya
Wakil Direktur Utama Bio Farma Soleh Ayubi menjelaskan bahwa kompetisi ini berlangsung 24-26 Agustus 2023 diikuti oleh 200 peserta yang berasal dari 11 negara untuk menghadirkan inovasi kesehatan.
“Biofarma Group masih memiliki beberapa permasalahan yang harus diselesaikan, diantaranya di bidang manufaktur, distribusi, Litbang sampai dengan retail," kata dia.
Soleh mengatakan pihaknya mengundang para partisipan dari 11 negara untuk dapat berkompetisi bersama dalam rangka menghasilkan inovasi yang solutif dan long lasting.
"Acara ini bukan hanya sebagai upaya mencari solusi namun juga sebagai sarana untuk screening talent masa depan BUMN dan menjadi sarana untuk menjalin networking baru," jelas Soleh Ayubi.
Proses penjurian dilakukan terhadap 200 peserta yang tidak hanya berasal dari dalam negeri namun juga luar negeri diantaranya Singapura, Australia, Nigeria, Thailand, Vietnam, Korea Selatan, India dan Malaysia.
Setiap kelompok mempresentasikan rancangan inovasi beserta solusinya di hadapan para juri yang merupakan pakar healthcare ecosystem berasal dari dalam maupun luar negeri. Sehingga terpilih tiga tim pemenang dari kelompok upstream dan tiga tim pemenang dari kelompok downstream serta dua peserta terbaik.
Ajang kompetisi ini memberikan hadiah tunai sebesar 6000 dolar untuk dua kategori penilaian yaitu senilai 3000 dolar untuk kategori inovasi upstream dan 3000 dolar untuk kategori inovasi downstream dan hadian tambahan untuk pemenang pertama setiap kategori yaitu 5000 Google Cloud Credit.
Selain itu dari kompetisi ini, telah dipilih du peserta terbaik yang mendapatkan golden ticket untuk berangkat ke Grand Hackathon di Boston, Amerika Serikat, dimenangkan oleh Anggit Wignya Adi Prasati dan Anis Rohmasari.
Selain mengumumkan pemenang dari kompetisi Bio Farma x MIT Hacking Medicine, Bio Farma juga meluncurkan platform digital The Medical Universe Super Apps, Mediverse, sebagai layanan kesehatan berdaya saing global yang berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia.
Soleh Ayubi menjelaskan Mediverse memiliki visi menjadi super apps kesehatan yang mendukung gaya hidup sehat dengan cara yang mudah, cepat, dan modern, dengan tiga fokus utama pada layanan kesehatan yang bersifat promotif, kuratif, dan preventif.
Mediverse dilengkapi dengan sejumlah fitur yang mempermudah pengguna mendapatkan layanan kesehatan yang dikehendaki.
“Pengguna dapat dengan mudah membuat janji temu dokter di fasilitas kesehatan pilihan keluarga melalui fitur Medpoint. Kemudian ada layanan telemedicine bersama dokter umum atau dokter spesialis melalui fitur Medevo baik dengan chat ataupun secara virtual tatap muka panggilan video,” kata Soleh menjelaskan.
Ada pula fitur MedPharm yang memudahkan pengguna untuk membeli produk kesehatan, alkes, vitamin, produk kecantikan, dan obat dengan e-prescription melalui MedPharm.
Baca juga: Kementerian BUMN puji kerjasama Bio Farma dan MIT
Baca juga: Dua talenta Indonesia dikirim ke Boston berkat inovasi kesehatan di Bio Farma x MIT Hacking Medicine