Tulungagung, Jatim (ANTARA) - PT. Bio Farma saat ini menggencarkan deteksi dini kanker serviks dengan metode urine ke daerah-daerah di seluruh Indonesia, guna menekan angka kesakitan maupun angka kematian akibat virus kanker yang menyerang pada bagian mulut/leher rahim wanita tersebut.
"Metode pemeriksaan DNA urine untuk mendeteksi dini penyakit kanker serviks ini sudah kami mulai sejak Januari 2023 ini, dan terus kami gencarkan bekerjasama dengan fasilitas kesehatan daerah seperti di RSUD dr Iskak Tulungagung ini," kata Kepala Deopartemen Pemasaran Geografis PT Bio Farma, Dimas Aditya usai peluncuran program pemeriksaan kanker serviks gratis bekerjasama dengan Ikatan sarjana NU di Tulungagung, Sabtu.
Menurut Dimas, metode pemeriksaan DNA urine untuk deteksi dini kanker leher rahim menggunakan media PCR merupakan inovasi baru.
Baca juga: Bio Farma bekerja sama dengan MIT Hacking Medicine hadirkan solusi layanan kesehatan
Temuan itu terinspirasi pada model pemeriksaan COVID-19 menggunakan reagen yang kemudian dievaluasi/dianalisa menggunakan teknologi mesin PCR. "Sarana ini sekarang bisa digunakan untuk memeriksa ada/tidaknya virus kanker pada mulut/leher rahim wanita," katanya.
Ia tak merinci di daerah mana saja pemeriksaan kanker serviks dengan metode urine sudah dilakukan. Kata Dimas, program tersebut sudah banyak dilakukan di daerah-daerah bekerja sama dengan faskes di daerah.
Kegiatan pemeriksaan kanker serviks urine sejauh ini dilakukan gratis yang didukung oleh Kementerian Kesehatan dan dinas-dinas kesehatan di masing-masing daerah.
"Total sejauh ini antara 7 ribu hingga 10 ribuan orang kami lakukan pengujian sampel urine di laboratorium kesehatan daerah. Ada 80 faskes lab di bawah holding kita, seperti PT Kimia Farma, tersebar di seluruh Indonesia yang bisa melakukan pemeriksaan kanker serviks urine," katanya.
Baca juga: Kementerian BUMN puji kerjasama Bio Farma dan MIT
Hasilnya, menurut Dimas cukup baik. Sebab peserta yang telah menjalani pemeriksaan DNA urine, yang belum terjangkit ataupun yang bergejala akan segera divaksin. Sedang yang sudah terjangkit akan segera dilakukan pengobatan lanjutan hingga sembuh.
"Tingkat akurasinya di atas 90 persen. Metode pemeriksaan urine menggunakan (reagen) PCR ini terinspirasi dari pada penanganan kasus (wabah) COVID-19 lalu, dan ternyata setelah dibuatkan alatnya (reagen) hasilnya sangat baik sehingga metode ini kita jalankan di semua fasilitas kesehatan di Indonesia, termasuk di RSUD dr. Iskak ini," katanya.