Denpasar (Antara Bali) - Pertokoan Lokitasari Kota Denpasar pada bulan Januari 2013 diperkirakan sudah mulai beroperasi, setelah bangunan tersebut direnovasi.
Direktur Utama Perusahaan Daerah (PD) Pasar Kota Denpasar, I Made Westra di Denpasar, Rabu, mengatakan langkah tersebut menyusul rampungnya penataan tahap III bekas Pasar Lokitasari yang telah digarap selama lebih kurang enam bulan.
"Sebelum beroperasi, bangunan yang terdiri dari IV lantai tersebut terlebih dahulu kami melakukan `upacara pecaruan resigana dan pemelaspasan` atau pembersihan secara spritual yang dipimpin rohaniawan Ida Pedanda Sunu dari Griya Telabah Denpasar," katanya.
Dikatakan pasca-ritual upacara tersebut, para pemiliki kios di lantai II yang mengikuti program swakelola atau swadaya sudah mulai melakukan pembersihan dan penataan.
"Kami berikan waktu pembenahan untuk siap berjualan sekitar satu bulan ke depan. Lebih cepat maka lebih baik. Paling tidak kami harapkan Januari tahun depan sudah bisa beroperasi," katanya.
Ia mengatakan untuk mengembalikan citra dan pamor kawasan ini, Pemkot Denpasar melakukan langkah revitalisasi dengan melakukan pembenahan secara fisik terhadap kompleks pertokoaan itu.
"Revitalisasi tidak hanya ditandai adanya perubahan dalam arti fisik, namun juga memperkuat sumber daya manusia dan pengembangan ruang publik. Seperti pertokoan Lokitasari tersebut, di lantai bawah dimanfaatkan untuk sarana parkir yang luasnya cukup memadai," kata Westra.
Sedangkan di lantai II, kata dia, dimanfaatkan sebagai pusat perbelanjaan aneka produk yang terdiri dari 44 blok kios. Masing-masing kios dilengkapi dengan berbagai sarana penunjang yang memadai, seperti penerangan, ruang pendingin (AC) dan kamera pengintai (CCTV) disamping alat pemadam kebakaran serta kamar kecil.
Ia mengatakan guna memudahkan para pelanggan pihaknya juga melengkapi pertokoan ini dengan sarana eskalator mulai dari lantai bawah hingga ke lantai II. "Untuk lantai III dan IV masih kami pikirkan pemanfaatannya dan secepatnya akan mengupayakan," katanya.
Di lantai III, Westra mengatakan difungsikan sebagai studio film atau bioskop. Mengingat struktur bentuk dan desain bangunan didalamnya sudah berbentuk studio.
Setelah rampung penataan lantai dasar, penataan lanjutan dilakukan dengan menambah ornamen khas Bali pada dinding bangunan. Upaya mempercantik bangunan gedung yang berisi ruang bioskop film tersebut menelan dana Rp1,2 miliar. (LHS/T007)