Denpasar (Antara Bali) - Rektor Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar Prof I Made Titib memandang pendidikan menjadi kunci utama perempuan untuk maju menjadi pemimpin publik.
"Masih sedikitnya perempuan yang tampil itu karena pendidikan sebagai kunci utama masih lemah. Bahkan masih saja ada anak perempuan yang tidak disekolahkan," katanya dalam seminar bertajuk "Kepemimpinan Perempuan Hindu" di Denpasar, Kamis.
Padahal menurut dia, di dalam kitab suci Weda disebutkan bahwa perempuan harus dididik lebih bagus karena nantinya akan menjadi guru, paling tidak menjadi guru untuk anaknya sendiri.
"Konsep Hindu sesungguhnya sangat menghargai kedudukan perempuan. Dalam ajaran Hindu dulu ada disebutkan mengenai brahmawadini yakni kaum perempuan yang mahir dalam filsafat dan mereka sangat dihormati. Sementara dalam era kekinian, brahmawadini dapat diwujudnyatakan sebagai wanita karir," katanya pada seminar yang diselenggarakan menyambut Hari Ibu itu.
Di Bali sendiri, lanjut dia, juga ada beberapa pejuang perempuan di era penjajahan seperti Dewa Istri Kanya yang semangat kepemimpinan dan keberaniannya patut diteladani.
"Penyimpangan maupun subordinasi terhadap perempuan Bali saat ini, kami rasa sebagai salah satu dampak dari penjajahan dan sistem kerajaan sehingga menjadikan ajaran agama tak lagi menjadi komando maupun panglima," ujarnya. Oleh karena itu, sudah saatnya memberikan kesempatan lebih luas kepada kaum perempuan Bali untuk belajar.
Sementara itu, Ni Putu Sudewi Budhawati yang merupakan akademisi dari Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri (STAHN) Gde Pudja Mataram mengatakan sesungguhnya dalam berbagai sloka Hindu dapat ditemukan aspek yang menguatkan kedudukan perempuan diantara laki-laki.
Seperti dalam sloka Manawa Darma Sastra disebutkan bahwa di mana perempuan dihormati, di sanalah para dewa merasa senang. Tetapi dimana mereka tidak dihormati, maka tidak ada upacara suci apapun yang akan berpahala.
"Ada juga disebutkan bahwa rumah dimana perempuannya tidak dihormati sewajarnya, mengucapkan kata-kata kutukan, maka keluarga itu akan hancur seluruhnya, seolah-olah dihancurkan oleh kekuatan gaib," ucapnya.
Dengan demikian, menurut Sudewi, perempuan dalam Hindu bukanlah tanpa arti, malahan dianggap sangat berarti dan mulia sebagai dasar kebahagiaan rumah tangga.
"Terjadinya pelecehan terhadap perempuan seringkali disebabkan pemahaman yang dangkal terhadap ajaran Agama Hindu serta didukung pula oleh dampak perkembangan masa lalu yang didukung masyarakat feodal," ujarnya.
Melalui pendidikan yang baik, benar, dan mantap, maka pada saatnya pelecehan terhadap perempuan tidak akan terjadi lagi. Pendidikan sangat penting bagi perempuan karena kelak akan menjadi ibu yang baik dan mampu mendidik anaknya yang berbakti. (LHS/T007)
Pendidikan Kunci Utama Perempuan Maju
Kamis, 20 Desember 2012 13:34 WIB