Denpasar (ANTARA) - Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Bali I Wayan Jarta mengatakan hingga saat ini tidak ada beras impor beredar di pasar di Pulau Dewata, menyusul pernyataan Gubernur Bali Wayan Koster yang menolak masuknya beras impor karena beras lokal surplus.
“Saya tidak melihat ada peredaran beras impor di Bali, kecuali stok beras Bulog itu saya tidak tahu, mereka yang tahu tapi untuk beredar di pasaran tidak ada,” kata Wayan Jarta usai menghadiri lelang produk UMKM di Denpasar, Jumat.
Jarta menegaskan betapa pentingnya arahan Gubernur Wayan Koster soal penggunaan beras lokal, dan menurutnya Bulog juga sudah diarahkan untuk menyerap produk lokal semaksimal mungkin.
“Makanya kita sangat perhatian dengan kebijakan Gubernur, jangan sampai ada impor beras. Tidak ada saya tidak menemukan beras impor di Bali,” tutur Kepala Disperindag Bali itu.
Baca juga: Koster tegaskan Bali surplus beras jadi tak butuh impor
Dengan adanya penegasan dari Gubernur Wayan Koster, Jarta mengatakan pihaknya akan mengikuti arahan tersebut, yaitu Disperindag Bali akan fokus pada pengawasan peredaran beras impor, sementara Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan mendorong produksi beras lokal agar mencukupi kebutuhan pangan.
Sebelumnya, Gubernur Bali Wayan Koster di Badung, Senin (22/5) menyampaikan bahwa ia menolak Bulog Bali yang hendak membawa 5.000 ton beras dari luar negeri, lantaran beras lokal surplus.
Menurutnya, jika Bulog hendak membeli beras maka sebaiknya membeli beras lokal, meskipun harganya lebih tinggi dari impor perputaran uang akan berlangsung di dalam negeri dan mensejahterakan petani Bali.
“Kalau berani beli, maka ekonominya akan berputar dalam negeri bukan menggerakkan ekonomi luar. Kita jadi pasarnya luar, ini yang menjadikan kita Indonesia kurang berkembang secara ekonomi, saya kira ini sudah waktunya diakhiri,” tutur Koster saat itu.
Baca juga: Mendag: impor 200 ribu ton beras Bulog tiba di Tanjung Priok