Denpasar (Antara Bali) - Wilayah Kabupaten Badung sebagai pusat pengembangan pariwisata di Bali dengan ratusan hotel berbintang maupun fasilitas pendukung lainnya, belakangan ini mulai mengalami krisis air bersih.
Padahal, fasilitas pariwisata yang ada memerlukan ketersediaan air bersih dalam jumlah memadai, disamping memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat setempat, kata Kepala Balai Wilayah Sungai Bali-Penida Rai Yusha di Denpasar, Minggu.
Ia mengatakan, ketersediaan air bersih yang dikelola PDAM Badung selama ini hanya berkapasitas 296 liter per detik, dan PT TB 650 liter per detik, sehingga dinilai masih kurang dalam memenuhi kebutuhan pariwisata maupun konsumen masyarakat setempat.
Oleh sebab itu, perlu dilakukan upaya mengadaan air baku baru, khususnya untuk wilayah Badung bagian selatan.
Sementara wilayah Badung Tengah dan Kecamatan Mengwi mendapat pelayanan air bersih dari Sumur Dalam dan Sungai Ayung. Kapasitas air yang didistribusikan ke dua wilayah tersebut masih belum mampu memenuhi kebutuhan air bersih bagi seluruh masyarakat.
Oleh sebab itu, pengadaan air baku dinilai sangat mendesak, sebelum kondisi kekurangan air bersih semakin kritis. Salah satu sumber air baku yang cukup potensial dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi kalangan pariwisata di Bali selatan dan kebutuhan masyarakat setempat adalah air Tukad (sungai) Penet.
Tukad Penet dengan luas daerah aliran sungai (DAS) 160 kilometer persegi dan panjang sungai utama 45,3 km. Sungai tersebut melintasi dua kabupaten, yakni Badung dan Tabanan.
Sepanjang Sungai Penet terdapat 24 bendungan irigasi dan lima mata air dengan debit yang cukup besar. Air irigasi tersebut untuk mengairi lahan pertanian seluas 8.099 hektare.
Rai Yusha menjelaskan, sisa air irigasi itu masih cukup besar selama ini baru dimanfaatkan 50 liter per detik oleh PDAM Kabupaten Tabanan. Ke depan, pemanfaatan air Tukat Penet itu sangat potensial untuk air baku dalam memenuhi kebutuhan air bersih bagi wilayah Kabupaten Badung bagian selatan.
Kapasitas air baku yang bisa dimanfaatkan mencapai 500 liter per detik yang nantinya dapat diarahkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan air bersih di empat kabupaten/kota yang meliputi Kota Denpasar, Kabupaten Badung, Gianyar dan Tabanan (Serbagita).
Pemanfaatan air baku tersebut dimulai dengan membangun bendungan Tukad Penet berlokasi di Desa Cemagi, Kabupaten Badung dan Desa Beraban Kabupten Tabanan. Proyek tersebut mendapat dukungan dana pemerintah pusat tahun 2008 dan 2009.
Proyek tersebut akan dilanjutkan dalam tahun 2010 ini berupa pengadaan pompa, pipa jaringan induk sepanjang tujuh kilometer dan pembangunan memperkuat tebing di alur Tukad Penet sepanjang 800 meter.
Untuk itu, rencana pembangunan yang akan digarap 2010 membutuhkan dukungan dana sekitar Rp40,5 miliar yang diharapkan bersumber dari dana pemerintah pusat, tutur Rai Yusha. (*)