Pekanbaru (Antara Bali) - Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN Sudibyo Alimoeso mengatakan Indonesia baru memiliki 16 ribu Pusat Informasi Konseling, idealnya 41 ribu unit, untuk membantu generasi muda bisa keluar dari permasalahan sosial dan kesehatan.
"Generasi muda atau remaja di Indonesia masih banyak yang memilih masalah sosial dan kesehatan antara lain akibat mudahnya mereka terpengaruh pada lingkungan yang tidak baik. Keberadaan PIK itu sebagai wadah penting agar remaja bisa berkonsultasi dengan teman sebaya dalam memecahkan masalahnya sendiri," katanya di Pekanbaru, Minggu.
Deputi KSPK BKKBN Sudibyo Alimoesa berkunjung ke Provinsi Riau dari 4-6 November 2012 dalam rangkaian kampanye "Genre goes to school" dan akan meresmikan Pusyandra Lancang Kuning BKKBN Prov Riau pada 6 November 2012.
Menurut dia, PIK adalah sarana sosial yang ampuh bagi remaja untuk mendiskusikan masalah yang sedang mereka hadapi pada teman sebayanya khususnya sekaligus dari pengaruh pergaulan bebas, narkoba dan HIV dan AIDS.
PIK, katanya, mampu menjangkau remaja-remaja mulai dari tingkat SLTP, SLTA hingga ke perguruan tinggi.
"Remaja yang belum menjadi korban, setelah masuk ke PIK mereka akan memperoleh penjelasan tentang bahaya narkoba hingga tertular HIV itu serta bagaimana membentengi diri dari pengaruh lingkungan negatif," katanya.
Untuk mendukung keberadaan PIK itu, katanya, disiagakan remaja-remaja dan konsuler yang juga berusia remaja pula. Sebab penelitian menunjukkan bahwa 80 persen remaja cenderung mendiskusikan masalah mereka ke teman sebaya karena dinilai bisa lebih mengerti tentang perasaan mereka.(LHS/T007)
Indonesia Kekurangan Pusat Konseling
Minggu, 4 November 2012 16:59 WIB