Denpasar (ANTARA) - Tim Pengabdian Masyarakat Universitas Mahasaraswati (Unmas) Denpasar, Bali, melakukan pendampingan pada masyarakat Desa Sandan di Kabupaten Tabanan untuk mengembangkan ternak burung puyuh dengan diberikan sentuhan Effective Microorganisms 4 (EM4).
"Dengan pendampingan ini diharapkan dapat memberikan edukasi kepada masyarakat untuk mengembangkan ternak burung puyuh," kata Dosen Program Studi Agroteknologi Pertanian Unmas Denpasar Putu Eka Pasmidi Ariati, SP, MP di Denpasar, Senin.
Pendampingan dilakukan puluhan mahasiswa Unmas selama 1,5 bulan kepada para peternak, mulai dari perawatan, kebersihan, proses produksi, panen hingga pemasaran secara langsung maupun online melalui media sosial.
Pengembangan ternak burung puyuh melibatkan sebagian besar masyarakat Desa Sandan. Melalui pendampingan itu diharapkan mampu mengembangkan teknik burung puyuh secara baik.
Eka Pasmidi Ariati menjelaskan kepada masyarakat Desa Sandan bahwa Effective Microorganisms 4 (EM4) peternakan mampu memperbaiki jasad renik di dalam saluran pencernaan ternak sehingga kesehatan ternak akan meningkat, tidak mudah stres dan bau kotoran berkurang.
Baca juga: Unmas Denpasar - Pemkot Denpasar kerjasama atasi masalah sampah
Setiap air minuman dan pakan ternak untuk burung puyuh dicampur dengan EM4 dengan harapan ternak peliharaan menjadi lebih sehat dan produksi dapat meningkat.
Pemberian EM4 Peternakan pada pakan dan minum ternak juga meningkatkan nafsu makan ternak peliharaan, karena aroma asam manis yang ditimbulkan.
EM4 peternakan, produksi PT Songgolangit Persada merupakan agen tunggal di Indonesia yang merupakan satu-satunya mendapat lisensi dari Effective Microorganisms Research Organization (EMRO) Jepang untuk memproduksi dan memasarkan EM4 peternakan, perikanan, pertanian dan limbah ke seluruh Nusantara.
Banyak manfaat beternak dengan menggunakan teknologi EM4, selain mudah merawatnya, hemat pakan, ternak juga tidak terserang penyakit dan ramah lingkungan.
"Dengan keunggulan menggunakan EM4, ternak burung puyuh milik Pak Made yang menjadi percontohan, menjadikan masyarakat Desa Sandan ingin menggunakan teknologi EM4," katanya.
Baca juga: Pemkot Denpasar-Unmas kerja sama pertanian perkotaan
Bahkan, masyarakat Desa Sandan yang tadinya tidak berkeinginan beternak burung puyuh akhirnya berminat ikut mengembangkan ternak di rumah karena bau dari kotoran tidak lagi menjadi kendala ketika mereka memanfaatkan lahan kosong untuk beternak di pekarangan rumah.
Dua mahasiswa Unmas, I Gusti Ngurah Yoga Pratama dan I Made Dino Anggara menambahkan, mahasiswa selama 45 hari melakukan pendampingan kepada masyarakat, juga membantu membuat spanduk dan label untuk memperluas pemasaran ternak burung puyuh di Banjar Sandan Tegeh dan Sandan Dauh Yeh Baleran.
"Kami menjalani program kerja pembuatan label dan spanduk menggunakan metode pemasaran melalui pembuatan label dan promosi online di media sosial seperti Instagram dan facebook. Pendampingan ini diharapkan dapat memberikan dampak yang positif bagi mitra," ujarnya.