Denpasar (Antara Bali) - Pemerintah Indonesia bekerja sama dengan pemerintah Prancis untuk membangun sistem pemantauan terumbu karang senilai Rp250 miliar.
"Penandatanganan kerja sama membangun proyek sistem pemantauan itu sudah dilakukan. Bahkan tahun ini proses administrasi masih terus berlangsung," kata Kepala Pusat Pengkajian dan Perekayasaan Teknologi Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelauatan dan Perikanan, Prof Dr Ngurah Nyoman Wiadnyana, di Kuta, Bali, Kamis.
Di sela-sela lokakarya "High Temporal Resolution Corals Monitoring System" itu, dia mengemukakan bahwa saat ini terjadinya pemutihan terumbu karang di laut disebabkan oleh sejumlah faktor, di antaranya terjadinya pemanasan global dan faktor manusia.
"Kalau dari alam itu karena terjadinya pemanasan global, sedangkan dari daratan karena ulah manusia, misalnya membuang sampah sembarangan ke sungai serta penebangan hutan liar," ucap pria asal Padangbai, Kabupaten Karangasem, itu.
Oleh karena itu, kata dia, program yang dibangun pemerintah tidak saja mengarah perbaikan ke terumbu karang saja, melainkan juga sosialisasi kepada masyarakat agar menjaga lingkungan tersebut dan tidak mencemari aliran sungai. "Syukurlah hasilnya terjadi peningkatan, terutama dari manusia itu sendiri. Artinya warga mulai sadar untuk menjaga lingkungan," ucapnya.
Tetapi kalau dari lingkungan alam, memang penyelesaian dan antisipasi tidak bisa berjalan sendiri-sendiri. Harus ada komitmen oleh semua pihak atau bersama-sama.(LHS/T007)