Jakarta (ANTARA) - Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) bekerja sama dengan aplikasi penyedia sistem informasi manajemen perguruan tinggi, PT Technomedia Interkom Cemerlang (Edufecta), melakukan percepatan digitalisasi 160 perguruan tinggi swasta (PTS).
“Ini merupakan langkah konkret dalam mendukung kemajuan pendidikan Indonesia. Kolaborasi dengan pihak swasta menjadi hal penting pada saat ini,” ujar Ketua Umum Aptisi, Budi Jatmiko, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu.
Dia menambahkan pihak swasta menjadi salah satu komponen pemangku kepentingan yang penting dalam memajukan dunia pendidikan. Percepatan digitalisasi kampus yang dikembangkan oleh Edufecta sejalan dengan Kampus Merdeka yang telah dijalankan oleh pemerintah.
“Kolaborasi perguruan tinggi swasta dengan memanfaatkan Edufecta ini menjadi penting untuk kemajuan dunia pendidikan kita,” kata dia.
Baca juga: Erick Thohir: Potensi ekonomi digital RI naik 8 kali lebih cepat
CEO Edufecta, Ucu Komarudin, mengatakan program percepatan digitalisasi kampus merupakan tindak lanjut dari kunjungan yang sudah dilakukan ke berbagai provinsi di Indonesia pada awal 2022.
“Dari hasil kunjungan tersebut kami melihat kebutuhan aplikasi penyedia sistem informasi perguruan tinggi menjadi hal paling utama, terutama buat mendukung proses belajar mengajar di perguruan tinggi swasta yang sudah pernah kami datangi,” kata dia.
CEO PT IndoSterling Technomedia Tbk (TECH), Billy Andrian, mengatakan program yang menggandeng Aptisi itu memiliki nilai manfaat besar untuk membantu pengembangan pengelolaan kampus. TECH merupakan induk perusahaan dari Edufecta.
“Sejauh ini ada lebih dari 160 perguruan tinggi swasta dapat menikmati manfaat Edufecta selama lima tahun. Program percepatan digitalisasi kampus ini merupakan program hibah bernilai Rp5 miliar,” katanya.