Denpasar (ANTARA) - Sejumlah pelaku pariwisata di Bali bekerja sama dengan Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) menyerahkan bantuan masker dan sejumlah alat pelindung diri (APD) yang dihimpun melalui program "Gerakan Masker Bersama" kepada Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di provinsi setempat.
"Mudah-mudahan dengan gerakan bersama seperti ini secara kontinyu, kita bisa memutus mata rantai penyebaran COVID-19. Kita tidak perlu saling menyalahkan, tetapi bersama kita bisa untuk menekan penyebaran COVID-19," kata Presiden Director Global Hospitality Expert (GHE) Yoga Iswara di sela-sela penyerahan bantuan tersebut di kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Bali di Denpasar, Senin.
Penyerahan bantuan program "Gerakan Masker Bersama, Saya Melindungi Anda, Anda Melindungi Saya" itu digagas oleh Global Hospitality Expert (GHE) bekerjasama dengan Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) serta didukung berbagai asosiasi kepariwisataan dan lembaga di Bali seperti Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA), Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), dan Bali Villa Association (BVA).
Baca juga: Undiksha-Kodim Buleleng bantu masker ke "Desa Muslim"
Selain juga didukung Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA), Indonesian Chef Association (ICA), Indonesian Food and Beverages Executive Association (IFBEC), Indonesian Housekeeper Association (IHKA), Bali Sales Community (Bascomm), ASPERAPI, IVENDO, PERHUMAS, ITDC, Bank Indonesia, Suksma Bali, HCB, PAKARTI Garuda Indonesia, HFLA dan Bali Institute.
Bantuan yang diserahkan ke Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi Bali berupa masker kain sejumlah 6.918 lembar, APD tutup kepala 10 boks, APD sarung tangan 70 boks, berbagai vitamin serta 5.000 lembar masker kain dengan lapis tiga, dengan total nilai sumbangan tahap pertama adalah sebesar Rp79.130.000.
"Kami harapkan sumbangan ini bisa sampai ke desa-desa yang membutuhkan dan tentunya kegiatan ini akan berlanjut," ujar Yogas Iswara.
Pihaknya berharap bantuan ini dapat disalurkan dengan tepat sasaran hingga ke masyarakat di desa-desa secara merata di 9 kabupaten/kota di Bali, terutama di daerah pelosok yang masyarakatnya memiliki akses terbatas dan juga langkanya ketersediaan atau penjual masker.
Sementara itu, Ketua Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah VIII Prof Dr I Nengah Dasi Astawa MSi dan sekaligus selaku inisiator Gerakan Masker Bersama, mengingatkan pentingnya penggunaan masker dan mendorong para donatur memfokuskan bantuan dalam penyediaannya karena ketersediaan di lapangan yang sangat terbatas.
"Selain itu sangat penting mengedukasi masyarakat hingga di tingkat desa bahwa setiap orang harus saling mendukung dan melindungi satu sama lain. Kesadaran setiap individu untuk selalu menggunakan masker perlu dibantu pengadaannya sehingga tidak ada lagi orang yang malas menggunakan masker, " ujarnya.
Baca juga: Polda Bali-Unud siapkan disinfektan dan hand sanitizer dari arak
Prof Dasi menambahkan, meskipun masker telah tersedia dengan cukup, masyarakat tetap disarankan selalu memperhatikan protokol kesehatan pribadi dan lingkungan terutama mengurangi keluar rumah jika tidak dalam situasi mendesak, rajin mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak satu sama lain dan menghindari kerumunan orang atau keramaian.
Wakil Ketua DPP IHGMA I Made Ramia Adnyana menambahkan, dengan segala tantangan yang dihadapi, tetap harus bersama kita semua untuk bangkit dan berjuang untuk melewati fase mitigasi ini dengan baik tanpa harus menambah jumlah korban yang meninggal.
Berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi Bali, hingga Minggu (19/4), jumlah kasus positif COVID-19 di provinsi setempat sebanyak 135 orang, 36 orang telah dinyatakan sembuh dan 3 orang meninggal dunia.
Ketua IHGMA DPD Bali I Nyoman Astama mengatakan, dukungan IHGMA Bali terhadap Gerakan Masker Bersama sekaligus dalam rangkaian Anniversary IHGMA DPD Bali yang ke-4.
"Kami mengajak seluruh anggota untuk bergotong royong dalam memutus penyebaran COVID-19 di Bali dengan salah satunya adalah Gerakan Masker Bersama, Saya Melindungi Anda, Anda Melindungi Saya," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali Putu Astawa mengapresiasi Gerakan Masker Bersama sebagai gerakan gotong royong dari "stakeholder" pariwisata yang bersinergi dengan pihak akademisi serta masyarakat dalam upaya memutus rantai penyebaran COVID-19 di Bali.
"Kita harus yakin bahwa bersama kita bisa dan kita berharap bahwa Bali menjadi daerah pertama di Indonesia yang bebas dari COVID-19," ujarnya.
Ketua PHRI Badung I Gusti Agung Ngurah Rai Suryawijaya mengatakan harus diupayakan semaksimal kemampuan untuk memutus rantai penyebaran COVID-19 di Bali.
"Oleh karena itu mari kita bersama-sama bergotong royong, tidak saling menyalahkan dan tetap fokus pada imbauan satu pintu dari Pemerintah Provinsi Bali," ujar Suryawijaya.