Singaraja, Buleleng (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng, Bali siap kembali memberlakukan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas karena ada penurunan kasus COVID-19 di daerah tersebut.
"Kasus COVID-19 mulai melandai di Buleleng. Hingga (6/3), kasus aktif hanya tersisa sebanyak 61 orang," kata Sekretaris Daerah Buleleng, Gede Suyasa di Singaraja, Senin.
Ia mengatakan, kondisi saat ini telah menempatkan Kabupaten Buleleng pada aglomerasi Provinsi Bali yakni PPKM level 3 sehingga PTM terbatas sangat memungkinkan untuk dibuka kembali.
Pihaknya merencanakan PTM terbatas dilakukan dengan kuota 50 persen sesuai jumlah siswa dengan waktu maksimal 4 jam per hari.
Baca juga: KPPAD Bali: Tingkatkan prokes di sekolah setelah temuan COVID-19
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng telah diinstruksikan untuk berkoordinasi dengan Kepala Disdikpora Provinsi Bali mengenai pemberlakuan kembali PTM terbatas.
"Kalau sudah diizinkan, kita akan buka segera PTM terbatas 50 persen. Dengan empat jam per hari di sekolah. Untuk kapan dimulainya, menunggu hasil koordinasi Kadisdikpora Buleleng dengan Kadisdikpora Provinsi Bali," ucap Suyasa.
Dengan tren penurunan kasus COVID-19 di Kabupaten Buleleng, Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Kabupaten Buleleng berencana segera menutup lokasi Isolasi Terpusat (Isoter)¹ terakhir yang beroperasi yakni Asrama Undiksha di Desa Jinengdalem, Kecamatan Buleleng.
Sebelumnya, Satgas Penanganan COVID-19 Kabupaten Buleleng memiliki tiga lokasi Isoter. Dimana dua diantaranya telah ditutup secara bertahap. Kedua lokasi tersebut ialah Asrama Kompi C Air Sanih dan Asrama SMA Bali Mandara.
Baca juga: KPPAD Bali: kaji ulang PTM 100 persen
Sedangkan, Asrama Undiksha Jinengdalem dalam waktu satu minggu ke belakang hanya dihuni oleh rata-rata di bawah sepuluh orang. Hingga kemarin, penghuninya hanya lima orang saja dimana masa isolasinya akan berakhir tanggal 10 Maret 2022.
"Jadi kalau hanya lima orang kita menyiapkan lokasi Isoter gedung berlantai tiga dengan petugas 24 orang per harinya, ambulans dan fasilitas pelengkap lainnya, hal itu tentu kurang efektif," kata mantan Kadisdikpora Buleleng itu.
Ia juga menambahkan, penutupan sementara lokasi Isoter Asrama Undiksha pada akan dilakukan pada 10 Maret 2022. Jika nantinya terdapat kasus positif dengan kategori Orang Tanpa Gejala-Gejala Ringan (OTG-GR) di desa, agar diisolasi di tempat yang telah dibuat oleh desa masing-masing dengan pembiayaan dari dana desa.
Ia menjelaskan, penutupan ini sifatnya sementara karena jika terjadi lonjakan kasus yang signifikan, Isoter akan dibuka kembali.
"Kita berdoa dan berupaya, semoga tidak ada lonjakan lagi. Sehingga kampus bisa dihuni oleh mahasiswa yang tinggal di asrama dan kehidupan kita berjalan normal kembali," pungkas Suyasa.