Singaraja, Buleleng (ANTARA) - Mahasiswa Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja, Kabupaten Buleleng, memborong enam medali emas dalam kompetisi "ASEAN Internasional Innovative Science, Enviromental, and Entrepreneur Fair" (AIISEEF).
"Delapan tim Undiksha yang mengikuti kompetisi tersebut, yakni enam di antaranya meraih medali emas dan tiga medali perak. Ajang bergengsi ini diikuti lebih dari 400 tim dari 20 negara, seperti Indonesia, Singapura, China, USA, Iran, Mesir, Korea, Taiwan dan sebagainya," kata Rektor Undiksha Prof. Nyoman Jampel di Singaraja, Bali, Kamis.
Ia mengatakan pihaknya memberikan apresiasi kepada para mahasiswa yang telah mengharumkan nama lembaga melalui prestasi tingkat internasional tersebut.
"Kami dari pimpinan memberikan apresiasi kepada mahasiswa dan dosen atas keberhasilan meraih prestasi ini. Ini membanggakan sekali di tengah usaha keras kami dalam meningkatkan kualitas kampus menjadi lebih baik kedepannya," ucapnya.
Prestasi tersebut, lanjutnya, sangat penting untuk meningkatkan daya saing universitas, baik tingkat nasional maupun internasional. Demikian juga untuk daya saing mahasiswa. "Semoga ke depan semakin banyak prestasi yang diraih, khususnya tingkat internasional," ucapnya.
Baca juga: UNM studi banding Prodi Kedokteran ke Undiksha (video)
Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Hubungan Masyarakat Undiksha Prof. Dr. I Wayan Suastra, M.Pd. menyampaikan Undiksha terus berupa meningkatkan capaian prestasi internasional.
Ia menjelaskan langkah yang dilakukan adalah dengan memaksimalkan pembinaan maupun memetakan potensi mahasiswa. "Visi Undiksha adalah menjadi universitas unggul berlandaskan falsafah Tri Hita Karana di Asia pada Tahun 2045. Prestasi internasional menjadi salah satu pendukungnya," katanya.
Sementara itu, tim pertama Undiksha terdiri atas Kadek Edy Sukarma, Kadek Angga Dewantara dan Putu Krisna Satya Jayadi dari Fakultas Kedokteran, Putu Satya Dadi Saputra dari Fakultas Ekonomi dan Ida Ayu Komang Trisna Dewi dari Fakultas Bahasa dan Seni.
Tim pertama itu menampilkan karya yang "MEAQUER (Mechanical Aqua Warmer): An Innovation for Warming Water By Utilizationing Solar Energy With The Density of Water Concept for Health".
Karya ini merupakan suatu inovasi alat pemanas air yang praktis dan ramah lingkungan dengan konsep terbaru, yakni menggunakan konsep massa jenis air dan penghantaran radiasi matahari melalui pemfokusan cahaya. Produk ini memudahkan masyarakat mendapatkan air hangat untuk mandi sehingga bisa meredakan kecemasan serta meningkatkan kesehatan tubuh, khususnya di masa pandemi COVID-19 saat ini.
Baca juga: Undiksha beri penghargaan kepada mahasiswa-dosen berprestasi Internasional
Tim kedua, yakni I Ketut Anggriani dari Fakultas Hukum dan Ilmu Sosial, Komang Jepri Kusuma Jaya, Gusti Aditya Trisna Murti dari Fakultas Teknik dan Kejuruan, Ni Putu Ayu Pirdayanti dari Pascasarjana, dan Ni Luh Gede Yastini dari Fakultas Ekonomi.
Tim ini membawakan karya bernama "Smart Kolok: Educational, Economic, and Social Development Center of Kolok Disability Community based on Mobile Applications".
Aplikasi ini berisikan beberapa fitur untuk membantu siswa dan masyarakat kolok (tuna rungu), yaitu fitur edukasi, ekonomi, sosial, seni, dan kamus kolok digital. Fitur edukasi berisikan kumpulan materi pembelajaran untuk siswa kolok. Fitur ekonomi membantu mempromosikan produk industri kreatif dari masyarakat kolok dengan langsung menghubungkan konsumen dengan penjual.
Tim ketiga terdiri atas Ni Wayan Dian Yusmara Yanti, Putu Shinta Ayu Cahyani, dan Raden Simson Simbolon dari dari Fakultas Ekonomi, serta I Wayan Ardhi Suantara dari Fakultas Bahasa dan Seni. Tim ini membuat inovasi "Fish Sambal: Innovation And Application of E-Commerce Products Catong Fish Sambal (Cangkalang And Tongkol)".
Karya ini merupakan sebuah inovasi yang dilakukan di Desa Suana, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung. Karya ini dilatarbekalangi oleh banyaknya makanan hasil olahan ikan yang belum didistribusikan dengan jelas serta masih terdapat kelompok yang tidak konsisten dalam memproduksi sambal catong ini.
Baca juga: Mahasiswa Undiksha Bali raih medali emas di IYSIE'21 Malaysia
Tim keempat terdiri atas Gusti Aditya Trisna Murti dan Komang Jepri Kusuma Jaya dari Fakultas Teknik dan Kejuruan, Ni Putu Ayu Pirdayanti dari Pascasarjana, dan Ni Luh Gede Yastini dari Fakultas Ekonomi. Tim ini menampilkan inovasi "Dotmed Solution: Career Development and Smart Technopreneurs in Millennial Generation".
Pembuatan website ini berkaca dari masa pandemi yang mendorong penggunaan e-modul, video pembelajaran, multimedia interaktif, aplikasi pembelajaran dan pemanfaatan teknologi lainnya. Di lain sisi, belum semua tenaga pendidik mempunyai skill untuk membuat produk tersebut. Karya ini meraih medali emas untuk kategori entrepreneur dan dua special special award, yaitu IYSA Semi Grand Award dan IYSA Grand Prize (3 terbaik) dengan perolehan peringkat kedua.
Tim kelima terdiri atas Kadek Yuda Wiryanatha dari Fakultas Teknik dan Kejuruan, Putu Pipit Pricelia Eka Putri dari Fakultas Hukum dan Ilmu Sosial, Ni Putu Ayu Yuli Sumadianti dari Fakultas Ekonomi, Luh Putu Restu Adi Utami, S. Pd., M. Pd., dan Kadek Reda Setiawan Suda, S.Pd.
Tim yang dibimbing oleh Dr. Nyoman Santiyadnya, S.Si., M.T ini menampilkan karya OTOPAD, yaitu produk pengaman pintu berbasis kunci otomatis dengan sidik jari. Inovasi ini berhasil meraih medali emas.
Tim keenam terdiri atas Putu Wia Rosita Dewi, Ni Luh Gede Kusumasari, Kadek Gita Cahyani, Ni Kadek Dwi Utami, dan Ni Wayan Ayu Kesumawati.
Tim dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) ini membuat produk berupa mie suweg sebagai upaya optimalisasi potensi pertanian dan mengembangkan alternatif bahan pangan yang memiliki nilai ekonomis. Keunggulan produk ini adalah tanpa bahan pengawet dan tekstur mie yang kenyal dengan citarasa yang tidak kalah dengan mie pada umumnya. Produknya berhasil meraih medali emas bidang entrepreneur.
Tim ketujuh terdiri atas terdiri atas Gede Gery Apriliana Putra dan Ronia Apriani dari prodi Kimia, Ketut Widya Astuti dan Ni Putu Ayu Niya Loviyani dari Prodi Pendidikan Bahasa Inggris, serta Komang Putrayasa dari prodi ilmu hukum mendapatkan 2 award, yakni medali perak pada kategori industrial application dan emas pada kategori entrepreneur.
Pada ajang ini, terdapat dua karya yang ditampilkan. Pertama, berjudul "Fabrication of Super Strong and Lightweight Composite Materials based on Natural Fiber and Silica-Carbon Nanocomposite Rice Husk Ash Waste".
Tim kedelapan terdiri atas Putu Pipit Pricellia Eka Putri dari Fakultas Hukum dan Ilmu Sosial, Kadek Yuda Wiryanatha dari Fakultas Teknik dan Kejuruan, Ni Putu Ayu Yuli Sumadianti dari Fakultas Ekonomi, Andi Prasetya dari Fakultas Bahasa dan Seni, dan Kadek Reda Setiawan Suda, S. Pd.
Tim ini menampilkan karya berjudul Panji Herbal: Cultural Heritage Of Red Ginger Jamu (Zingiber Officinale Var Rubrum Rhizoma) As A Millenial Medicine During The Covid-19 Pandemi. Karya ini berhasil meraih medali emas kategori entrepreneur.