Jakarta (ANTARA) - Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Amin Soebandrio mengatakan uji klinik Vaksin Merah Putih yang dikembangkan Eijkman bersama PT Bio Farma ditargetkan masuk uji klinik fase 1 pada akhir tahun 2021 atau awal tahun 2022.
"Kita harapkan uji kliniknya bisa mulai akhir tahun ini atau awal tahun depan, sehingga pertengahan tahun depan bisa mendapat izin penggunaan darurat," kata Amin saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Jumat.
Amin menuturkan Vaksin Merah Putih diharapkan bisa digunakan kepada masyarakat pada pertengahan 2022 setelah mendapat izin penggunaan darurat (emergency use autorization).
Ia mengatakan Eijkman sudah melakukan tahap penelitian dan pengembangan bibit vaksin tersebut. Saat ini sedang dilakukan tahap transisi dari penelitian dan pengembangan di laboratorium ke industri, yang mana juga dilakukan optimasi, scalling up dan peningkatan yield atau produktivitas vaksin.
"Kita sudah selesaikan pengembangan bibit vaksinnya, sekarang dalam proses transisi untuk masuk ke industri. Jadi, kita melakukan optimasi, scalling up dan peningkatan yield atau produktivitasnya," tuturnya.
Setelah proses optimasi, scalling up, dan peningkatan yield selesai dilakukan, akan lanjut ke uji praklinik pada hewan. Uji pada hewan itu diharapkan akan selesai dalam beberapa bulan, sehingga bisa lanjut ke uji klinik fase 1 hingga fase 3.
Amin menuturkan dalam kondisi pandemi, uji klinik fase 1, 2 dan 3 bisa dilakukan secara paralel. Biasanya, tiap fase uji klinik dilakukan selama enam bulan, tapi karena kondisi pandemi sekarang ini, bisa dilakukan paralel.
Itu berarti fase 2 bisa dimulai tanpa menunggu fase 1 selesai semua, jika hasilnya sudah terlihat bagus di pertengahan fase. Saat pertengahan fase 1, fase 2 bisa mulai, dan nanti di pertengahan fase 2 , fase 3 sudah bisa mulai.
"Uji klinik fase 3-nya belum selesai, tapi di tengah kalau hasilnya bagus bisa diberikan izin penggunaan darurat," ujarnya.
Amin mengatakan dalam pengembangan Vaksin Merah Putih, diupayakan untuk mencapai efikasi setinggi mungkin, misalnya sekitar 70-80 persen, sehingga bermanfaat dalam membangun kekebalan tubuh melawan serangan virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19.
"Saya kira masyarakat sebetulnya sebagian besar mengharapkan Vaksin Merah Putih," ujarnya.