Jakarta (ANTARA) - Satuan Tugas Penanganan COVID-19 melaporkan sebanyak 64.007.521 jiwa telah mendapatkan vaksinasi dosis ketiga atau mengalami penambahan harian sebanyak 49.077 jiwa pada Sabtu hingga pukul 12.00 WIB.
Adapun mereka yang telah mendapat vaksin dosis kedua pada Sabtu bertambah 12.204 jiwa, sehingga total menjadi 171.310.100 jiwa sejak program vaksinasi digulirkan.
Sementara penduduk Indonesia yang telah mendapat vaksin dosis pertama sudah menyentuh 204.690.338 jiwa atau bertambah 12.334.
Mereka yang telah mendapat vaksinasi dosis keempat, utamanya tenaga kesehatan, sudah mencapai 637.548 atau mengalami penambahan sebanyak 3.004 jiwa. Pemerintah menargetkan sasaran vaksinasi bagi 234.666.020 jiwa.
Baca juga: Gubernur Bali targetkan vaksinasi penguat capai 80 persen
Ketua Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) Prof Sri Rezeki mengatakan strategi vaksinasi COVID-19 hingga mencapai 70 persen dari total populasi harus terus diterapkan di seluruh daerah, termasuk yang mengalami pelandaian kasus.
"Saat ini pandemi belum dinyatakan berakhir, baik oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) maupun kepala negara," kata dia.
Sementara itu, Guru Besar Mikrobiologi di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof Amin Soebandrio mengatakan vaksinasi COVID-19 dosis penguat atau booster tetap dibutuhkan di tengah situasi pelandaian kasus di berbagai daerah.
"Prinsipnya, kami ingin pertahankan level antibodi seoptimal mungkin di semua penduduk, saat ini sebagian besar sudah memiliki kekebalan," kata Amin Soebandrio.
Ia mengatakan hasil survei serologi untuk mengukur antibodi masyarakat terhadap risiko infeksi COVID-19 melaporkan 90 persen populasi di Indonesia telah memiliki kekebalan yang diperoleh melalui program vaksinasi serta kekebalan alami setelah terpapar Virus Corona.
Namun Amin mengingatkan masyarakat bahwa berdasarkan hasil analisa peneliti, kekebalan tubuh yang dimiliki dapat menurun dalam kurun beberapa bulan berikutnya. Kementerian Kesehatan RI memprediksi, kekebalan tubuh masyarakat saat ini diperkirakan menurun pada awal 2023.
Baca juga: Pemkot Denpasar ajak masyarakat tak ragu ikuti "booster"