Singaraja, Buleleng (ANTARA) - Wakil Bupati Buleleng I Nyoman Sutjidra yang juga sekaligus Ketua Harian Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Buleleng memberikan bantuan paket sembako yang diterima oleh 150 Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) di Singaraja, Kamis.
Dari jumlah itu, 61 paket diberikan di Puskesmas Tejakula I, 62 paket diberikan di Puskesmas Kubutambahan I, dan 27 paket di Puskesmas Sawan I.
Pada masa pandemi COVID 19 ini, katanya, para ODHA juga tetap harus diperhatikan kesehatan dan kebutuhan pangan mereka. Hingga saat ini, jumlah kumulatif ODHA di Kabupaten Buleleng ada 2.400 orang, sedangkan jumlah kasus aktif hingga saat ini ada 1.883 orang.
"Semua 1.883 ODHA ini kita perhatikan, seperti penanganan kesehatan dan obat-obatannya, itu semua kami fokuskan, selain juga tetap mendapatkan pendampingan," kata Sutjidra.
Baca juga: BKKBN Bali: Remaja berperan penting tekan sebaran HIV/AIDS
Setiap ODHA di Kabupaten Buleleng memiliki pendamping yang bertugas untuk memberikan semangat dan pemahaman. Misalkan, saat seorang ODHA sakit, pemakaian jarum suntik harus diperhatikan. Termasuk transfusi darah juga sangat diperhatikan.
"Yang punya bayi diingatkan untuk tidak menyusui bayinya. Pendamping selalu mengingatkan hal ini," tambah Sutjidra.
Menurut dia, pendamping selalu mengupayakan agar ODHA tidak patah semangat, rendah diri, maupun merasa dikucilkan. Sutjidra berharap, ODHA harus beraktivitas seperti seharusnya. Tetapi memperhatikan rambu-rambu yang sudah diberikan. Beberapa ODHA juga diberikan program Kelompok Usaha Bersama (KUBE).
"Ini yang juga istilahnya membantu memberikan semangat kepada mereka untuk bisa tetap bertahan hidup," jelasnya.
Disinggung terkait ketersediaan obat Antiretroviral (ARV) untuk ODHA di Kabupaten Buleleng, ia menyatakan stok ARV masih tersedia.
Baca juga: KPA-Yakeba Bali lakukan koordinasi sikapi menipisnya stok obat HIV/AIDS
Pihaknya juga menjelaskan bahwa ARV kini sudah tersedia beberapa tempat, tidak hanya di kota. ARV sudah ada di beberapa sentral selain di kota, seperti di Sawan dan Kubutambahan.
"Ini memudahkan teman-teman ODHA untuk mendapatkan ARV. Tidak harus ke rumah sakit untuk mendapatkan ARV," ungkap Sutjidra.
Sutjidra juga menyampaikan bahwa Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng dan khususnya KPA selalu menyampaikan bahwa stigma negatif terkait ODHA ini harus dihilangkan.
"Jangan takut orangnya tapi takutlah dengan virusnya. Kami juga mengimbau kepada desa dan desa adat bahwa teman-teman ODHA agar dapat diterima seperti masyarakat yang lainnya," katanya.