Jakarta (ANTARA) - Lifter senior Indonesia Eko Yuli Irawan mengatakan masih berkeinginan memberikan kado terbaik untuk negaranya, terutama pada setiap peringatan HUT Kemerdekaan RI.
Eko belum berhasil mempersembahkan emas pada partisipasinya dalam empat Olimpiade. Di Tokyo, ia harus puas dengan raihan medali perak setelah kalah dari lifter China Li Fabin.
Atlet berusia 32 tahun itu pun berharap bisa kembali tampil dalam pesta olahraga terbesar di dunia itu demi menggenapi impian emasnya, bukan hanya untuk ambisi pribadi, tetapi Merah Putih.
“Olimpiade adalah tujuan akhir seorang atlet, begitu juga saya. Sejak awal saya berkeinginan mendapat medali emas, bukan untuk saya pribadi, tetapi juga untuk negara karena Olimpiade selalu bertepatan dengan hari kemerdekaan,” ujar Eko Yuli dalam siaran pers Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Senin.
“Namun rezeki saya masih perak. Ini persembahan yang bisa saya berikan untuk negara di HUT Kemerdekaan Republik Indonesia ke-76,” tambah dia.
Kendati belum berhasil merebut emas, Eko merupakan satu-satunya atlet Indonesia yang selalu membawa pulang medali di setiap partisipasinya dalam empat Olimpiade sejak Beijing 2008.
Tak hanya itu, lifter kelahiran Lampung itu juga tercatat menjadi lifter kedua di dunia yang merebut empat medali Olimpiade. Sebelum Eko Yuli, ada legenda angkat besi Yunani Pyrros Dimas yang mengukir sejarah sejak penampilannya di Olimpiade 1992 Barcelona.
Namun Dimas turun di kelas menegah dan mengoleksi tiga emas serta satu perunggu, sementara Eko dari kelas paling ringan putra dengan raihan dua perak (Olimpiade 2020 Tokyo dan Olimpiade 2016 Rio de Janeiro) serta dua perunggu (Olimpiade 2008 Beijing dan Olimpiade 2012 London).
Selain itu, prestasi yang diukir Eko itu juga melampaui prestasi lifter angkat besi putri asal Papua, Lisa Rumbewas. Putri mantan binaragawan nasional Levi Rumbewas ini telah meraih tiga medali pada penampilan di Olimpiade (perak di Olimpiade Sydney 2000 dan Olimpiade 2004 Athena serta perunggu di Olimpiade 2008 Beijing).
Eko sebelumnya telah mendapat kepercayaan untuk mengikuti kualifikasi Olimpiade Paris sembari melihat persaingan kelas 61kg putra ke depan. Pasalnya, Komite Olimpiade Internasional (IOC) saat ini sedang mengkaji cabang angkat besi dan tinju untuk Olimpiade musim panas edisi ke-33 mendatang.
“Istri bilang mungkin ayah belum boleh pensiun, harus dapat emas dulu biar bisa pensiun dengan tenang. Itu sebenarnya juga penyemangat saya untuk melanjutkan prestasi. Namun, saat ini kita juga sama-sama tidak tahu masih bisa dipertandingkan di Olimpiade Paris. Saya pribadi ingin tetap tampil, tetapi kita lihat saja dulu ke depannya seperti apa,” ucap Eko.
“Saya sudah bilang kepada Pak Rosan dan Pak Okto agar saya bisa diberi kesempatan untuk ikut kualifikasi Paris. Beliau-beliau pada intinya mendukung saya karena semua perjuangan yang saya lakukan ini bukan cuma untuk menuntaskan rasa penasaran saya semata, tetapi juga demi Merah Putih,” tutup dia.