Nusa Dua (Antara Bali) - Kementerian Perindustrian berharap adanya penelitian dan pengembangan minyak atsiri supaya menjadi produk bernilai lebih tinggi dibandingkan hasil saat ini yang diolah secara tradisional untuk memenuhi kebutuhan bisnis semata.
"Kita harus menemukan sumber daya atau yang ada saat ini lebih 'value added' atau jangan hanya dalam pengolahan tahap satu saja, namun diharapkan bisa meningkatkan lagi nilai jualnya," kata Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Kementerian Perindustrian Euis Saedah di Nusa Dua, Senin.
Dia menjelaskan, sampai saat ini industri kecil dan menengah yang bergerak dalam penjualan minyak tersebut hanya menjual ekstrak hasil sulingan tanpa memperdalam lagi, seperti memberikan campuran lainnya.
Sampai saat, tambah Euis, produk yang dijual lebih banyak mengandalkan hasil olahan turun menurun dari sejak zaman dulu atau bersifat tradisional.
"Namun ada beberapa industri skala kecil atau menengah yang sudah dibantu teknologinya lebih maju, seperti para produsen dan petani minyak akar wangi di Garut," ujarnya.
Menurut Euis, sampai saat ini diperkirakan 30-40 persen produk atsiri yang diekspor masih diolah secara tradisional, sedangkan sisanya sudah bernilai jual lebih baik.(IGT)