Denpasar (Antara Bali) - Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Bali I Dewa Made Buana Duwuran mengatakan, peluang bisnis nilam di Pulau Dewata makin prospektif seiring maraknya perkembangan industri spa.
"Nilam menjadi salah satu produk perkebunan alternatif dari daerah ini yang dicoba terus dikembangkan, selain menggarap empat hasil perkebunan unggulan lainnya," katanya di Denpasar, Selasa.
Ia menyampaikan, selama ini kopi arabika, kopi robusta, kakao dan jambu mente masih merupakan empat hasil perkebunan unggulan Bali.
"Khusus untuk tanaman nilam mayoritas tersebar pada Kecamatan Selat, Bebandem, dan Rendang di Kabupaten Karangasem serta di Petang, Kabupaten Badung," ujarnya seraya menjelaskan bahwa nilam juga mulai dikembangkan di Kabupaten Jembrana.
Setiap tahunnya, rata-rata produksi nilam dihasilkan dari luasan lahan perkebunan 10 sampai 20 hektare, dan setiap lima bulan sekali sudah bisa dipanen.
"Produksi nilam kita sampai saat ini baru bisa memenuhi kebutuhan intern Bali saja, sejalan dengan bertumbuhnya spa di daerah kita. Sebelumnya, minyak nilam lebih banyak didatangkan dari Aceh," ucapnya.
Nilam ini dimanfaatkan untuk campuran parfum supaya aromanya tahan lebih lama, dari sisi kesehatan digunakan sebagai obat anti-infeksi, dan berbagai produk kosmetik yang dimanfaatkan oleh industri spa.(LHS/T007)