"Seperti kejadian sebelumnya kalau ada bencana di negeri ini maka ACT-MRI Bali akan merespon dengan mengajak komunitas-komunitas melakukan penggalangan dana,"kata Koordinator lapangan penggalangan dana, Wayan Afriadi dalam keterangan pers yang diterima di Denpasar, Sabtu.
Ia mengatakan bahwa kondisi siaga Merapi memaksa puluhan desa di sekitar radius 5 KM puncak Merapi Magelang, Jawa Tengah diungsikan. Namun, belum selesai duka pengungsi Merapi kini, warga Cilacap terpaksa juga mengungsi akibat banjir bandang yang merendam tujuh kecamatan pada 17 November 2020 Lalu.
Puluhan ribu warga sekitar Merapi dan Cilacap kini mengungsi. Kata dia, saat pandemi suasana pengungsian makin memprihatinkan. Untuk itu, ACT-MRI mengajak beberapa komunitas menggalang dana sebagai bentuk respon dengan para pengungsi.
"Penggalangan dana ini menjadi respon cepat dan bagian kepedulian ACT-MRI Bali untuk ikut berpartisipasi dalam membantu saudara yang sedang kesulitan," ucapnya.
Ia menambahkan bahwa ACT-MRI Bali memang belum bisa mengirimkan relawan ke lokasi bencana, sebab sudah bisa ditangani langsung oleh relawan ACT-MRI setempat. Sedangkan untuk dana yang terkumpul langsung dikirimkan ke perwakilan ACT-MRI supaya bisa dimanfaatkan dengan segera.
Sebelumnya, pada Jumat (20/11) aksi penggalangan dana dipusatkan di lampu merah Imam Bonjol dan Teuku Umar Barat dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.
Adapun komunitas yang bergabung dalam aksi kali ini ada dari PII, Sunda Rasa, Konco Alam Denpasar dan Tualang Bal Serma SMKN 1 Kuta Bali. Selain itu, juga melakukan operasi makan gratis bagi warga pekerja informal di sekitaran kota Denpasar dengan membagikan 200 paket makan gratis.