Klungkung (ANTARA) - Kabupaten Klungkung, Bali melakukan konservasi puluhan lontar yang ditempatkan di Museum Semarajaya, sebagai bagian dari atraksi budaya.
"Lontar merupakan karya klasik yang memiliki nilai-nilai pendidikan, dan penanaman ajaran agama. Di Kabupaten Klungkung banyak sekali lontar. Ini baru satu orang menyerahkan sebanyak 59 sakep dengan berbagai jenis," kata Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta dalam keterangan tertulis yang diterima, Sabtu.
Di sela-sela atraksi budaya yang diselenggarakan dari tanggal 8 sampai 12 Oktober 2020 itu, ia berharap kedepan lontar ini bisa dipelajari bersama seperti usada, karena sangat mungkin di dalamnya ada konsep pengobatan secara tradisional.
"Meskipun saat ini situasi pandemi COVID-19, jangan pernah kita berhenti berkreasi dengan tetap mengikuti protokol kesehatan," katanya.
Sementara itu, Koordinator Penyuluh Aksara Bali I Wayan Arta Dipta mengatakan, untuk jumlah Lontar yang dimuseumkan saat ini sebanyak 59 sakep yang diserahkan oleh salah satu warga bernama Jero Mangku Sastrawan dari Banjar Bungkil, Desa Sekartaji, Kecamatan Nusa Penida.
Lontar tersebut, katanya, dari berbagai jenis diantaranya Lontar Parisada, Kawisesan, Pawackan yang kondisinya sebagian besar masih bagus, walaupun ada beberapa cakep yang rusak akibat termakan rayap dan terkena air.
"Langkah awal kami melakukan identifikasi dengan dicari judulnya, jenis lontarnya termasuk juga indentitas penulisnya. Setelah itu baru akan dilakukan konservasi, dengan tahapan ada yang diminyaki, agar kedepannya tetap awet dan terjaga," katanya.
Dalam atraksi budaya ini juga akan dilaksanakan lomba Mapang Barong dan Mekendangan Tunggal di depan Pemedal Agung, yang diikuti 7 peserta yang berasal dari masing-masing kecamatan.
Lomba ini akan disiarkan secara virtual dengan aplikasi zoom meeting untuk menghindari kerumumunan penonton.
Selain lontar, Suwirta yang didampingi Kepala Dinas Kebudayaan Kepemudaan dan Olahraga Ida Bagus Jumpung Gede Oka Wedhana juga memantau beberapa lomba seperti nyurat aksara Bali.