Denpasar (ANTARA) - Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Provinsi Bali, Putri Suastini Koster, mengharapkan sebagai orang tua harus mampu melakukan komunikasi dengan keluarga dalam menyikapi zaman milenial 4.0.
"Di zaman milenial, kami harapkan orang tua di tengah kehidupan keluarga, terutama komunikasi dengan anak-anak yang sudah terbiasa dengan kemajuan teknologi harus lebih terbuka dan mampu menciptakan keharmonisan keluarga," kata Putri Suastini Koster pada acara webinar dengan Wanita Hindu Dharma Indonesia (WHDI) Bekasi, Minggu malam.
Ia mengatakan sosok orang tua di zaman milenial dituntut harus bisa mengerti dengan situasi dan kondisi sehingga bisa mengarahkan ke masa depan yang lebih baik.
"Memang, di zaman serba teknologi dengan perkembangan internet banyak hal yang bisa dilakukan generasi muda atau generasi milenial. Termasuk dengan perkembangan budaya yang selama ini menjadi era keterbukaan," ujarnya.
Baca juga: Suastini Koster minta perempuan Bali aktif dalam tatanan sosial-budaya
Putri Koster juga mengharapkan kepada para perempuan, khususnya perempuan beragama Hindu harus juga bisa mengarahkan anak-anak dan keluarganya menjunjung tinggi budaya dan tradisi yang selama ini diwarisi oleh para leluhurnya.
"Saya yakin semua perempuan, khususnya beragama Hindu mengharapkan di tengah kemajuan teknologi keluarganya tetap menjunjung tinggi tradisi dan budayanya," ucapnya.
Sementara itu, narasumber Prof Dr, IB Gede Yuda Triguna, Dosen Universitas Hindu Indonesia (Unhi) Bali mengatakan sebagai orang tua dalam ajaran Hindu dikenal dengan "guru rupaka" harus mampu mengarahkan anaknya ke jalan "dharma" atau kebenaran dalam menyikapi kemajuan teknologi saat ini.
"Peran orang tua sangat penting dalam membina hubungan harmonis keluarga. Karena itu perlu komunikasi secara terbuka dengan anak-anak atau keluarga sehingga akan lebih mengerti tujuan dan harapan yang dicapai," ucapnya.
Baca juga: Dramawan Putri Suastini Koster ajak seniman berkarya ditengah pandemi COVID-19
Kegiatan webinar yang diselenggarakan WHDI Bekasi diikuti sedikitnya 200 peserta dari seluruh daerah di Indonesia.