Denpasar (Antara Bali) - Perupa muda I Made Muliana mengkritisi kondisi permasalahan sosial dan lingkungan yang terjadi di Bali melalui karya seni dalam pameran tunggal di Griya Santrian Gallery, Sanur, 20 Januari-2 Maret 2012.
"Pada pameran tunggal yang keempat ini saya menampilkan 13 karya, terdiri 11 lukisan dinding dan dua seni instalasi," kata pria yang akrab disapa Bayak itu di Denpasar, Kamis.
Dia mengatakan, banyak pesan sekaligus kritikan terhadap berbagai persoalan yang ada di tempat kelahirannya tersebut, terutama imbas negatif dari perkembangan pariwisata yang mengancam rusaknya alam dan kebudayaan.
Bayak memberi contoh melalui karya instalasi berjudul "Suara Penggorengan", yang menyampaikan pesan kepada masyarakat untuk melawan materialisme dengan cara menggunakan barang-barang bekas.
"Selain itu dalam karya ini saya juga ingin menyampaikan kritikan terhadap pelaku seni yang selalu nengutamakan kepentingan pasar tanpa memperhatikan berbagai masalah yang terjadi," ucapnya.
Sementara itu Wayan Sunarta, kurator pameran, menilai kreasi perupa tersebut sangat unik karena menampilkan karya parodi lukisan tiruan bergaya "Mooi Indie".
Lukisan yang dibeli di Pasar Seni Sukawati dengan tema seperti pemandangan alam, pasar rakyat dan pura yang menggambarkan masa lalu Bali, ditiru dengan modifikasi kondisi masa kini.
Hasilnya, pemandangan sawah dan pedesaan yang semula terlihat alami dan hijau, menjadi dipenuhi bangunan hotel menjulang tinggi, kondisi pasar rakyat yang tradisional diwarnai kehadiran toko moderen, dan warga yang ke pura mendapat tambahan gambar tas di pinggang serta Aiped yang menggantung di punggung.
"Bayak merespon lukisan itu dengan kritikan yang tajam terkait permasalahan masa kini, termasuk pencaplokan lahan yang dijual demi industri pariwisata dan pasar tradisional tersisihkan oleh maraknya toko moderen," katanya.(IGT/T007)