Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden Ma'ruf Amin memimpin rapat internal terkait penanganan terorisme dan radikalisme di Istana Wapres Jakarta, Jumat, dengan mengundang tiga kementerian, Polri, dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
Rapat internal tersebut berlangsung selama dua jam, mulai pukul 14.00 hingga 16.00 WIB, dengan dihadiri Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Menteri Agama Fachrul Razi Batubara, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim, Wakil Kepala Polri Komjen Pol. Ari Dono Sukmanto, dan Kepala BNPT Suhardi Alius.
"Rapat membahas bagaimana membuat strategi yang lebih komprehensif dalam menghadapi terorisme dan radikalisme. Pak Wapres meminta masukan sekaligus berdiskusi mengenai pembuatan grand design, strategi yang lebih komprehensif dalam menghadapi khususnya terorisme," kata Tito Karnavian usai rapat di Istana Wapres Jakarta, Jumat.
Baca juga: 600 pelajar Bandung terpapar paham radikal
Tito menjelaskan bahwa penanggulangan terorisme dan penanganan radikalisme memerlukan upaya preventif yang dibarengi dengan penegakan hukum yang tegas bagi pelaku teror maupun terduga teroris.
Untuk mengoptimalkan upaya tersebut, lanjut Tito, diperlukan kerja sama lintas sektoral yang melibatkan berbagai kementerian dan lembaga pemerintah nonkementerian terkait dengan penanggulangan terorisme.
"Strategi pencegahannya melibatkan banyak sekali stakeholder, baik pemerintah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama, Kementerian Dalam Negeri, maupun Kementerian Sosial," katanya menambahkan.
Baca juga: Kemenag kunci berantas paham radikal
Selain itu, upaya pencegahan dengan melakukan deradikalisasi terhadap warga negara Indonesia (WNI) yang pernah mengikuti kegiatan kelompok radikal di Suriah dan negara lain dan ingin kembali ke Indonesia.
Upaya penanggulangan terorisme yang melibatkan banyak K/L tersebut, kata dia, akan dikoordinasikan langsung oleh BNPT di bawah komando langsung Wapres Ma'ruf Amin.
Wapres pimpin rapat penanganan terorisme
Jumat, 15 November 2019 18:33 WIB