Denpasar (Antaranews Bali) - Lebih dari 300 kreator makanan dari Bali dan berbagai daerah di Nusantara, berkumpul untuk menyemarakkan ajang "Pattisera 2018" guna mendapatkan berbagai ide dan inspirasi menarik dalam membuat kreasi kue (pastry) dan roti (bakery).
"Dengan kegiatan seperti ini, kami ingin menjadi penggerak dan memberikan inspirasi terhadap tren pastry dan bakery, sekaligus nantinya dapat mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat. Hal itu tentunya sejalan dengan program pemerintah," kata Direktur PT Gandum Mas Kencana Susanna Solichin, selaku penyelenggara ajang "Patissera 2018: Food Creations dan Trend Festival" itu, di Denpasar, Rabu.
Menurut Susanna, lewat ajang tersebut, para peserta selain dapat mencari tren "pastry" yang tidak biasa (out of the box), tentunya dapat bertukar ide dan peluang usaha antar-sesama peserta.
Puluhan inspirasi kue dan tren cokelat dalam "Patissera 2018" terangkum dalam lima "booth" atau stan pameran yang menginspirasi yakni "Tropical Delights" yang memberikan berbagai ide aplikasi kue bernuansa tropis dari buah-buahan, kemudian "Delightful Classy Pastry" yakni aplikasi pastry dan coklat dengan sentuhan yang berkelas, dan "Bringing Home World Best Pastry" berupa padu padan pastry dunia dengan kekayaan lokal Indonesia.
Yang berikutnya booth Chocolate Decoration, yakni berupa inspirasi dekorasi cokelat modern dan tak lekang oleh waktu, serta yang tidak kalah menarik "Tarts & Nuts" yang menampilkan beragam aplikasi tart yang praktis dan berdaya jual tinggi.
"Sambil berkeliling dan melihat setiap stan pameran, para peserta juga dapat berinteraksi dengan sejumlah chef ternama maupun para chef yang karyanya begitu menginspirasi. Memang acaranya kami buat konsepnya fleksibel, ditambah dengan adanya demo langsung dari para chef, sehingga para kreator makanan itu bisa bebas keluar masuk dan tidak bosan," ucap pimpinan perusahaan pengekspor cokelat berkualitas ke sejumlah negara di Asia, Afrika, dan Eropa itu.
Sementara itu, Tia Hariani, Brand Manager PT Gandum Mas Kencana menambahkan, "food creators" yang menjadi peserta Patissera 2018 tak hanya dari kalangan pelaku bisnis, tetapi ada juga kaum ibu rumah tangga yang memang tertarik untuk membuat kreasi kue.
Pemilihan lokasi penyelenggaraan di Bali, lanjut Tia, karena berdasarkan data Badan Pusat Statistik pertumbuhan industri penyediaan akomodasi dan makanan-minuman di Pulau Dewata menyumbang pertumbuhan tertinggi. Belum lagi bicara platform daring (online) yang semakin memudahkan "food creators" memasarkan kreasi mereka.
Berdasarkan data BPS di kuartal II tahun 2018, pertumbuhan industri makanan dan minuman di Bali mencapai 8,67 persen di atas pertumbuhan nasional.
"Hal inilah yang menjadi alasan mengapa Patissera diadakan di Bali, untuk menginspirasi para food creators di Bali sehingga dapat menciptakan lebih banyak lagi kreasi pastry dan bakery yang trendi. Juga membantu mereka menemukan titik penjualan unik dan kreasi mereka di tengah persaingan yang ada," ujar Tia.
Selain menghadirkan lima tema inspirasi dalam stan pameran, ajang Patissera 2018 juga menghadirkan chef Gerald Meridet (Executive Chef dari Huize van Wely) dan juga Chef Chandra Yudasswara.
Chef Gerald menghadirkan ide kue Perancis dengan "tropical twist" dan Chef Candra menyajikan olahan coklat untuk sajian kuliner, tidak hanya terbatas untuk pastry. (ed)
Ratusan kreator makanan semarakkan "Patissera 2018"
Rabu, 14 November 2018 15:40 WIB