Denpasar (Antaranews Bali) - Direktur Eksekutif Bali Business Network (BBN) I Made Abdi Negara meminta pemerintah daerah setempat untuk memaksimalkan posisi tawar Bali dalam pertemuan IMF-WB di Nusa Dua guna mewujudkan keseimbangan pembangunan dalam potensi kepariwisataan
"Posisi tawar yang harus diperjuangkan ke pemerintah pusat adalah pembangunan infrastruktur yang bisa menjangkau seluruh wilayah Bali secara merata dan membuka akses ke potensi-potensi obyek wisata yang belum dikembangkan secara maksimal," kata Abdi Negara, di Denpasar, Jumat.
Abdi Negara mengatakan hal tersebut menyikapi pelaksanaan kegiatan Pertemuan Tahunan IMF-WB di Bali yang harus benar-benar dimanfaatkan baik oleh pemerintah maupun pemangku kepentingan terkait, tidak hanya berkaitan dengan euforia yang ditimbulkan saja.
Menurut dia, pemerintah daerah harus memiliki kemampuan untuk memanfaatkan kesempatan hadirnya berbagai entitas keuangan dunia untuk menarik investasi sebanyak-banyaknya bagi pembangunan Bali melalui skema pendanaan infrastruktur.
Langkah ini dinilainya sangat tepat mengingat Bali memiliki banyak potensi obyek wisata yang belum dikembangkan maksimal serta memiliki nilai tersendiri untuk para investor dan lembaga keuangan dunia.
"Langkah ini penting, agar kemudian kita tidak terjebak hanya pada euforia sesaat, namun pertemuan bersejarah yang mungkin saja tidak akan terulang lagi 10 hingga 20 tahun mendatang di Bali, membawa dampak jangka panjang bagi Pulau Dewata," ujarnya.
Hal utama yang diperlukan, kata Abdi Negara, selain harus memiliki konsep yang baik, hendaknya juga didukung dengan tim profesional yang terdiri dari tokoh-tokoh Bali memiliki wawasan dan kemampuan untuk mengetengahkan persoalan ke tingkat internasional, dan Bali memiliki banyak profesional yang mampu untuk itu.
"Bila hanya akan mengandalkan APBD, APBN, maupun BUMN, maka cita-cita untuk pemerataan pembangunan potensi pariwisata Bali akan sia-sia belaka, karena tentu saja APBD, APBN dan BUMN tidak akan mampu membiayainya," ucapnya.
Di sisi lain, kesempatan atau momentum untuk bisa menyodorkan konsep-konsep pembangunan berkelanjutan, dan calon-calon investor yang hadir langsung ke Bali, tidak datang setiap saat. "Jika kemudian gelaran internasional ini lewat, maka kesempatan yang sama sulit kita peroleh lagi," ujar Abdi Negara.
Menurut pria asal Kabupaten Jembrana ini, ada beberapa fokus pembangunan untuk pengembangan potensi ekonomi yang berkelanjutan antara lain, jalan melingkar yang menjangkau pesisir bagian barat dan utara Pulau Bali, jalan tol Denpasar-Jembrana, pemisahan pelabuhan barang dengan pelabuhan pariwisata antara Benoa dengan Celukan Bawang yang didukung jalan tol atau jalan pintas yang menghubungkan Badung dengan Seririt lewat Pupuan, dan pembangunan bandara internasional di Buleleng.
"Kajian tentang perencanaan ini perlu disodorkan kembali, mengingat beberapa kali usulan dan kajian tersebut mencuat, namun selalu mentok pada penganggaran yang tidak mampu `dicover`, baik oleh pemerintah pusat maupun konsorsium BUMN. Dan sekaranglah kesempatan untuk itu terbuka," katanya. (WDY).