Denpasar (Antaranews Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika memberi sejumlah masukan dan saran kepada Cagub Bali terpilih Wayan Koster terkait persoalan perlunya percepatan pembangunan infrastruktur "shortcut" untuk kawasan Bedugul-Singaraja.
"Hampir tiap hari macet, sangat melelahkan dan menyita waktu kalau kita menempuh perjalanan ke Singaraja melalui Bedugul," kata Pastika saat bertemu dengan Koster di "Rumah Transisi", di Denpasar, Jumat.
Untuk itu, Pastika berharap beberapa titik "shortcut" pengurai kemacetan dapat segera digarap secara bertahap. "Untuk penganggaran, kita intensifkan koordinasi dengan pusat. Sebagian bisa kita alokasikan dalam APBD," ujar Pastika yang didampingi Sekda Bali Dewa Made Indra dan Kepala Biro Humas dan Protokol I Dewa Gede Mahendra Putra itu.
Pastika berpendapat, shortcut Bedugul-Singaraja sangat mendesak untuk direalisasikan mengingat jalur menuju objek wisata Bedugul belakangan makin macet, tak hanya pada akhir pekan atau hari libur.
Sementara itu, Cagub Bali terpilih Wayan Koster mengatakan pihaknya memang ingin fokus berkaitan dengan pembangunan infrastruktur darat, laut, dan udara di Pulau Bali secara terintegrasi. Bahkan pihaknya telah menyiapkan tim khusus yang akan menyusun masterplan infrastruktur itu secara terintegrasi dan terkoneksi.
Terkait dengan pembangunan "shortcut" Bedugul-Singaraja, untuk tender di titik 5 dan 6 ditargetkan selesai pada 2019 dengan anggarannya dari APBN.
"Nanti 2019 dipastikan selesai. Soal lahan juga sudah diselesaikan oleh Bupati Buleleng. Saya akan menambah dua titik yakni 3 dan 4 yang dari Bedugul. Saya juga meminta kepada Balai Jalan supaya dibuat skema jalur mulai dari titik 1 sampai 10," ucapnya.
Koster akan berupaya pada titik 3 dan 4 "shortcut" tersebut didanai APBN mulai 2019 dengan anggaran sekitar Rp230 miliar, di luar biaya pembebasan lahan.
"Kami akan berupaya bertemu dengan Menteri PU untuk bisa dibantu dari APBN. Kalau bisa 100 persen, setidaknya 50:50, itu upaya kami. Yang terburuk, kalau tidak bisa dari APBN, maka dari APBD," katanya.
Setelah dilantik, Koster mengatakan akan segera menemui menteri terkait, sehingga pembangunan "shortcut" dari Denpasar-Bedugul-Singaraja bisa tuntas dalam waktu yang tidak terlalu lama dan paling tidak pada 2020 semua sudah harus tersambung.
Sementara itu, Kepala Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional VIII Ketut Darma Wahana memaparkan bahwa ruas jalan di Bali yang menjadi tanggung jawabnya total sepanjang 629 kilometer.
Secara umum, kondisi jalan di Bali mantap 97,31 persen. Untuk program peningkatan infrastruktur di Bali, pihaknya saat ini tengah menggarap sejumlah proyek. Salah satu megaproyek yang cukup menyita perhatian adalah pembangunan Underpass Ngurah Rai yang saat ini telah mendekati rampung. "Progresnya telah mencapai 88,21 persen dan kita target rampung 31 Agustus," ujarnya.
Selain Underpass Ngurah Rai, Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional VIII juga mulai menggarap pembangunan jalan baru BTS Singaraja-Mengwitani. Darma Wahana menginformasikan, pembangunan jalan sepanjang 1,9 kilometer yang dibiayai pusat itu saat ini telah masuk tahap tender. Pembangunan Jalan Baru Singaraja – Mengwitani bertujuan meningkatkan kenyamanan bagi pengguna jalan. (ed)