Denpasar (Antaranews Bali) - Kepolisian Daerah Bali tidak menemukan indikasi barang mencurigakan yang dibawa wanita bercadar hitam bersama anaknya saat duduk di dekat GOR Ngurah Rai, Denpasar, yang berjarak kurang lebih 100 meter dari markas kepolisian setempat.
"Petugas kami tidak menemukan indikasi barang yang mencurigakan saat memeriksa wanita bercadar bersama anaknya yang sedang duduk sambil makan dan minum di dekat GOR itu. Dia mengaku sedang duduk beristirahat sambil mengasuh anaknya," Kabid Humas Polda Bali, Kompes (Pol) Hengky Widjaja, saat ditemui di Polda Bali, Senin.
Pihaknya tidak membenarkan isu bahwa wanita tersebut bersama anaknya akan masuk ke asrama kepolisian yang juga berjarak kurang lebih 50 meter dari GOR Ngurah Rai Bali itu membawa bom.
"Saat diinterogasi petugas kami, wanita dan anaknya itu mengaku tidak ada pergi ke mana-mana dan hanya duduk di dekat parkir halaman GOR Ngurah Rai," katanya.
Terkait identitas wanita dan anaknya tersebut sudah dilakukan pemeriksaan dan pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan lebih lanjut. "Ini sebagai bentuk upaya peningkatan kewaspadaan kami dan tidak sampai orang yang memakai hijab atau kerudung selalu dianggap ke arah negatif," katanya.
Saat ini, kata dia, wanita yang menggunakan cadar hitam itu sudah diperbolehkan kembali ke rumahnya setelah dilakukan pemeriksaan di Polda Bali. "Untuk hasil pemeriksaan wanita bercadar itu masih sedang kami kembangkan," kata Hengky yang didampingi Kaur Kemitraan dan Humas Polda Bali, Kompol Ismi Rahayu.
Baca juga: Polda Bali siaga satu antisipasi bom
Pihaknya menegaskan, terlalu dini untuk melakukan pencocokan data identitas wanita bercadar itu dengan data yang dimiliki kepolisian. "Kami akan tetap waspada untuk penangannan aksi terorisme ini," katanya.
Ia menegaskan, apabila memberikan informasi berita yang tidak benar (hoax), maka sama saja dengan membuat warga masyarakat di Pulau Dewata menjadi resah. "Seperti bapak Kapolri katakan untuk indikasi sel tidur (teroris) memang banyak dan akan ditindaklanjuti dan segera melakukan kerjasama dengan Densus 88," katanya.
Pihaknya belum mengetahui bahwa di Bali ada "sel tidur" itu dan hingga saat ini di Bali pihaknya belum mengetahui hal ini, namun untuk di daerah lainnya dikabarkan memang sudah ada.
Untuk mengantisipasi hal ini, pihaknya juga melakukan penambahan personel yang diturunkan ke lapangan dan menetapkan Bali siaga satu untuk pencegahan aksi terorisme, contohnya mengamankan pintu keluar masuk Pulau Dewata.
"Sejak lima hari lalu terus dilakukan pemeriksan ketat terhadap orang dan barang maupun melakukan kegiatan patroli diarea vital seperti di objek wisata dan konsulat," katanya.
Untuk pengamanan markas komando di Bali dan asrama kepolisian juga terus diamankan guna mencegah aksi yang tidak diinginkan. "Kami juga melakukan buka tutup jalan khusus di depan Polda Bali selama melaksanakan Vidcon (video conferens) selama satu jam," katanya. (WDY)