Denpasar (Antaranews Bali) - Pemerintah Provinsi Bali menargetkan rumah sakit dengan layanan pengobatan kanker secara modern yang berlokasi di Rumah Sakit Bali Mandara, Kota Denpasar, dapat dioperasikan pada 2018.
"Biasanya tergantung perizinan. Misalnya tender bulan Maret, dibangun siapa pemenangnya, lima bulanlah kira-kira, yang jelas tahun ini," kata Plt Direktur Rumah Sakit Bali Mandara dr Gede Bagus Darmayasa, di Denpasar, Jumat.
Saat ini, tim dari Royal Darwin Hospital, Australia, yang menjalin MoU dengan Pemprov Bali sedang pada tahapan untuk memilih penyedia alat radioterapi dari Amerika ataukah Inggris yang layak untuk digunakan di Bali.
Penyedia layanan alat kanker modern itu sebelumnya telah melakukan presentasi di depan tim Australia. "Semuanya bagus, tetapi pabriknya cuma dua di dunia. Banyak RS di Indonesia yang sudah memakai, ada yang memakai dari Amerika, dan ada yang Inggris," ucapnya.
Untuk pemesanannya, lanjut dia, tinggal "klik" saja karena sudah tersedia melalui katalog elektronik dan barang sudah terdaftar di Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP).
Menurut dr Bagus, alat radioterapi yang akan tersedia di RS Kanker tersebut akan menggunakan sistem linear accelerator (linac), yang merupakan sistem paling canggih saat ini karena akan menghancurkan sel kanker langsung pada titik sel akarnya.
Berbeda halnya dengan sistem cobalt, yang menyebabkan penderita kanker juga wajahnya sampai menghitam dan rambutnya rontok setelah mendapatkan penyinaran karena tidak menembak pada titik sasaran sel kanker.
"Nanti RS ini juga akan dicek oleh Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten), layak atau tidaknya beroperasi," ujarnya yang juga Direktur RS Jiwa Provinsi Bali itu.
RS yang alokasi anggaran pembangunan fisik dan pengadaan alat kesehatannya sebesar Rp105 miliar tersebut, menurut dr Bagus, juga akan melayani pasien dari kalangan warga miskin.
Sementara itu, Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengatakan pembangunan RS Kanker tersebut merupakan salah satu proyek pembangunan prestisius yang dikerjakan untuk 2018.
"Pilihannya apa yang dari Inggris atau Amerika, sekarang tim sedang mendiskusikan kelebihan dan kekurangannya, supaya betul-betul membangun ini dengan sebaik-baiknya dan bertahan untuk waktu yang cukup panjang," kata Pastika.
Yang jelas, pihaknya mengharapkan alat kesehatan yang dipilih nanti agar yang paling tepat, paling baik, dan paling modern. (WDY)
Pemprov Bali targetkan RS kanker modern beroperasi 2018
Jumat, 12 Januari 2018 19:25 WIB