Denpasar (Antaranews Bali) - Pemerintah Provinsi Bali mempertimbangkan untuk segera melakukan operasi pasar, menyikapi kenaikan harga beras yang cukup tinggi dalam beberapa waktu terakhir.
"Namun, sebelum diputuskan jadi tidaknya operasi pasar, kami akan melakukan monitoring dan evaluasi dulu ke Pasar Kereneng, Pasar Badung, dan satu distributor di kawasan Jalan Gatot Subroto Denpasar," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Bali I Wayan Mardiana di Denpasar, Kamis.
Dia mengemukakan, dari hasil pengecekan yang dilakukan pada 22 Desember lalu, harga beras medium di tingkat pengecer sudah jauh berada di atas harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp9.450 perkilogram. "Saat itu, di distributor sudah di angka Rp10 ribu, dan tingkat pengecer berkisar Rp10.800," ujarnya.
Sedangkan untuk beras kualitas premium masih di bawah HET, di tingkat pengecer ada yang menjual Rp12.000, ada juga Rp11.800, sedangkan HET beras premium yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp12.800.
Oleh karena itu, pada evaluasi pasar yang akan dilaksanakan pada Jumat (29/12) pagi itu, akan dilakukan pengecekan terkait kenaikan harga beras masih signifikan ataukah tidak, dibandingkan dengan kondisi harga saat 22 Desember lalu.
Jika ternyata harus dilakukan operasi pasar, maka pihaknya akan segera berkoordinasi dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali serta Bulog.
Mardiana menambahkan, penyebab tingginya harganya beras medium karena sejumlah hal seperti faktor cuaca buruk yang menyebabkan sulitnya untuk mengeringkan gabah, permintaan beras yang cukup meningkat namun belum terjadi panen raya, sehingga harga gabah panen saja sudah di atas harga yang ditetapkan pemerintah dengan kisaran Rp5.200-Rp5.500.
"Besok kami akan turun ke pasar-pasar bersama perwakilan Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian. Siangnya baru akan dirapatkan untuk menyikapi hasil kunjungan ke pasar tersebut, mengenai perlu tidaknya dilakukan operasi pasar," kata Mardiana.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali Ni Wayan Kusumawathi mengatakan secara umum harga bahan pokok di sejumlah pasar tradisional di Denpasar cukup stabil.
Di antaranya untuk gula pasir per kilogram Rp12.000, beras lokal Rp10.000, beras premium Rp11.925, kacang kedelai Rp10 ribu, cabai merah besar Rp21 ribu, bawang merah Rp23 ribu, minyak goreng curah Rp11.363, minyak goreng kemasan Rp15.000 dan sebagainya.
"Kami juga memantau beras lokal, tetapi yang belum dikemas oleh pedagang di pasar tradisional. Jadi kami belum berani memasukkan apakah kelompok beras medium ataukah premium. Yang jelas harganya memang naik, tetapi tidak terlalu tinggi. Sedangkan untuk beras medium dari Bulog, selama ini kurang laku di pasaran," ucapnya.
Kusumawathi menambahkan, sesuai dengan ketentuan Menteri Perdagangan No 57 Tahun 2017, yang disebut beras medium itu adalah beras yang memiliki derajat sosoh 95 persen, dan kadar air maksimal 14 persen, serta butir patah maksimal 25 persen. (WDY)
Harga Beras tinggi, Pemprov Bali pertimbangkan operasi pasar
Kamis, 28 Desember 2017 21:14 WIB