Denpasar (ANTARA) - BUMD PT Bank Pembangunan Daerah (BPD) Bali menilai outlook ekonomi di Pulau Dewata pada 2025 tumbuh positif salah satunya didorong program makan bergizi gratis oleh pemerintah Pusat.
“Untuk 2025 kami masih melihat positif, harus yakin,” kata Direktur Utama Bank BPD Bali I Nyoman Sudharma di Denpasar, Bali, Rabu.
Menurut dia, program tersebut diharapkan mendorong ekosistem baru karena berpotensi memberdayakan ekonomi masyarakat hingga di perdesaan.
“Jika misalnya diserahkan ke badan usaha milik desa, itu pertanian bisa hidup,” imbuhnya.
Untuk diketahui, sasaran awal program Makan Bergizi Gratis terdiri atas peserta didik mulai dari usia PAUD hingga SMA baik negeri maupun swasta, balita, ibu hamil, hingga ibu menyusui yang efektif berjalan mulai 2 Januari 2025 dengan anggaran sebesar Rp71 triliun.
Program itu pun diharapkan memberi geliat ekonomi dan berdampak terhadap peningkatan realisasi pembiayaan perbankan kepada pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM).
Baca juga: BPD Bali dapat insentif GWM 3,8 persen karena dongkrak UMKM
Meski ada harapan positif, namun perekonomian 2025 juga tidak terlepas dari sejumlah tantangan saat ini di antaranya menurunnya daya beli ekonomi masyarakat kelas menengah, hingga tekanan terhadap UMKM yang perlu menjadi perhatian menyangkut aspek risiko mendatang.
“Kami harus memperhatikan aspek risiko ke depan dan memperhatikan proses dan mitigasi penyaluran kredit,” imbuhnya.
Untuk itu, Sudharma menghitung secara konservatif proyeksi penyaluran kredit 2025 mempertimbangkan tantangan domestik dan global di antaranya geopolitik.
Ia memproyeksi kredit tumbuh sebesar sembilan persen dengan tetap fokus menggarap segmentasi kredit UMKM.
Sedangkan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) ditargetkan tumbuh delapan persen.
Meski proyeksi pertumbuhan kredit tersebut di bawah dari proyeksi Bank Indonesia sebesar 11 persen secara nasional, namun realisasi kredit UMKM di BPD Bali mendapat porsi lebih besar.
Baca juga: Pemkab Badung - BPD Bali kerja sama tingkatkan akses modal UMKM
“Sampai Oktober (2024) kredit nasional tumbuh 10,92 persen tapi itu dipengaruhi kredit korporasi paling besar dan kredit UMKM itu hanya sekitar empat persen. Sedangkan kami (UMKM) 13 persen pertumbuhannya,” ucapnya.
Ada pun kinerja bank milik pemerintah daerah di Bali yang tumbuh positif selama periode Januari-November 2024, diharapkan berlanjut pada 2025.
Selama periode itu, pihaknya mencatat aset tumbuh 13,35 persen menjadi Rp39,8 triliun, capaian laba sebesar Rp858 miliar atau tumbuh 21,43 persen dan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp33,73 triliun atau tumbuh 13,82 persen.
Sedangkan penyaluran kredit mencapai Rp22,75 triliun dengan porsi sebesar 51,08 persen atau Rp11,62 triliun di antaranya adalah kredit yang dikucurkan kepada UMKM yang tumbuh 13,60 persen.
Dari sisi kualitas debitur, angka kredit bermasalah (non performing loan/NPL) dapat dikendalikan dengan realisasi sebesar 0,98 persen.