Mangupura (Antaranews Bali) - Pendeta dari Gereja Kristen Protestan Bali Marga Pakerti Padangtawang, Desa Canggu, Kuta Utara, I Nyoman Yohanes, menyampaikan pesan Perayaan Natal kepada para 250 jemaatnya agar mewujudkan rasa cinta kasih sesama umat dan antarumat beragama.
"Saya menyampaikan kepada jemaat agar tetap memaknai Perayaan Natal sebagai kasih allah yang nyata kepada umat didunia untuk berbagi cinta kasih kepada orang lain, artinya dengan mengasihi sesama manusia berarti kita sudah mengasihi ciptaan Allah," ujarnya di gereja setempat, Senin.
Menurut Pendeta Nyoman Yohanes, dalam mengasihi ciptaan Tuhan ini harus ada objek nyata yakni manusia, tanpa adanya objek yang diberikan kasih ini, maka belum bisa dikatakan mengasihi umat manusia.
"Tidak ada kasih tanpa adanya pengorbanan, artinya apa yang kita miliki baik itu waktu, tenaga, ide pikiran dan materi harus berbagi kepada objek itu sendiri dan yang menjadi prioritas adalah masyarakat yang membutuhkan," katanya.
Bentuk nyata "Allah" yang mengasihi ini dapat berupa membantu sesama manusia yang mengalami masyarakat yang kesusahan, mengalami masalah sosial, ekonomi dan masalah keluarga. "Perlu wujud nyata menuangkan kasih ini kepada sesama guna mempererat persatuan dan kesatuan bangsa," katanya.
Dalam perayaan Natal di Gereja ini, jamaah setempat membuat drama kecil yang isinya menyampaikan firman tuhan dengan menggunakan Bahasa Bali.
"Kami juga menyanyikan lagu rohaniawan dengan menggunakan bahasa Bali dan menggunakan pakaian adat Bali saat ke Gereja, terkecuali pendetanya yang tetap menggunakan jubah putih," ujarnya.
Ini menunjukkan konteks seperti pemangku atau pendeta Hindu di Bali, namun diakuinya di Gereja setempat tidak menggunakan alat musik gamelan Bali.
"Sejak kebaktian tadi kami menyanyikan doa-doa dengan menggunakan nyanyian dengan menggunakan bahasa Bali," ujarnya.
Selain itu, dalam Perayaan Natal kali ini sejumlah rumah-rumah jemaat dan Gereja setempat mesang penjor atau hiasan bambu sebagai bentuk akulturasi budaya yang mencirikan Pulau Bali.
"Jadi kami memasang penjor ini sebagai simbol perayaan suka cita kami sebagai orang Bali yang merayakan kehadiran Yesus sebagai firman yang menjadi manusia dalam hidup kami sebagai kristen Bali," katanya. (*)
Pendeta Bali: Wujudkan Cinta Kasih lewat Natal
Senin, 25 Desember 2017 18:22 WIB