Denpasar (Antara Bali) - Derap pasukan kendang disertai lenggang gagah penabuh dengan debur suara gamelan yang membuncah gemuruh mengawali atraksi budaya Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-33 tahun 2011.
Para penabuhnya adalah puluhan mahasiswa Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar yang mempersembahkan atraksi Adi Merdangga.
Adi Merdangga yang melibatkan lebih dari 80 penabuh kendang berbagai ukuran dan instrumen lain seperti cengceng dan reong itu mengiringi penampilan tari kolosal Siwa Nata Raja.
Atraksi itu menarik perhatian ribuan penonton yang memadati sepanjang jalan mulai dari depan bangsal Jaya Sabha hingga taman budaya tempat berlangsungnya aktivitas PKB.
Adi Merdangga dan Siwa Nata Raja yang selalu tampil mengawali atraksi budaya PKB lahir dari gagasan almarhum Prof Dr Ida Bagus Mantra yang menginginkan ada musik tradisional Bali yang bisa tampil untuk mengiringi kegiatan yang bersifat akbar sejak 1984.
Lembaga pendidikan tinggi seni yang saat itu masih berstatus Akademi Seni Tari Indonesia (ASTI) Denpasar mewujudkan lahirnya Adi Merdangga yang konsepnya diambil dari gong bleganjur yang selama ini hidup dan berkembang di tengah-tengah kehidupan masyarakat Pulau Dewata.
Dosen ISI Denpasar I Kadek Suartaya, SSN MSi yang juga sebagai penabuh Adi Merdangga pertama tampil pada PKB ke-6 tahun 1984 ketika masih berstatus sebagai mahasiswa itu menuturkan, meskipun Adi Merdangga selalu tampil pengawali menggerindingnya PKB namun penampilannya selalu ditunggu-tunggu masyarakat.
Hal itu berkat gong bleganjur yang selama ini akrab dalam kehidupan masyarakat Bali menjadi dasar untuk mengembangkan Adi Merdangga serta sentuhan-sentuhan inovasi baru sehingga tidak pernah membosankan.
Selama 27 kali tampil dalam 27 tahun, musik akbar tradisional Bali yang tampil mengawali pawai budaya PKB selalu mempersembahkan nuansa yang berbeda, sebagai hasil ekspresi keindahan dan cipta seni yang mengalir dalam kehidupan masyarakat Bali.
Awalnya hanya Adi Merdangga, penabuhnya selain memainkan alat musik tradisional itu juga menari, namun pada PKB berikutnya disertai dengan gerak tari puluhan wanita.
Busana puluhan penabuh Adi Merdangga dan penari dirancang sedemikian rupa dengan kesan kemeriah sebagai hasil karya cipta seni dalam kehidupan manusia Bali.
Adi Merdangga dan tari Siwa Nata Raja hanya merupakan salah satu dari ratusan bahkan ribuan karya cipta tabuh dan tari Bali yang menyemarakkan khasanah kesenian Bali dalam berbagai ragam bentuk.
Seni tabuh dan tari Bali memang tetap eksis dan berkembang, dan menjadi salah satu daya tarik wisatawan dalam dan luar negeri berliburan ke Pulau Dewata.
Selain atraksi seni tabuh dari ISI, PKB juga dimeriahkan pula duta seni dari delapan kabupaten dan satu kota di Bali, yang tampil secara maksimal dengan ekspresi dan karya cipta masing-masing. Semua itu menekankan sarat gereget untuk dinikmati para penonton secara antusias.
Tidak dilombakan
Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, I Ketut Suastika, sebagai penanggung jawab pelaksanaan PKB mengatakan, pawai PKB tahun-tahun sebelumnya digelar pembukaan PKB. Namun kali ini pawai dilakukan pada hari kedua setelah sehari sebelumnya (Jumat malam) dibuka oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Pawai PKB yang melibatkan sembilan duta seni dari delapan kabupaten dan satu kota di daerah ini, maupun tim partisipasi dari sejumlah daerah di Indonesia dan luar negeri, juga sengaja tidak dilombakan seperti kegiatan serupa tahun-tahun sebelumnya.
Selain itu juga tidak dilaksanakan secara seremonial untuk memberikan kebebasan kepada masyarakat dan seniman berapresiasi secara penuh. Pawai sebagai atraksi arak-arakan seni budaya, juga dimaksudkan untuk memelihara identitas dan membangun kekhasan seni budaya di masing-masing Kabupaten/Kota di daerah ini.
Penampilan Adi Merdangga dan Siwa Nata Raja disusul dengan penampilan duta seni Kabupaten Buleleng, daerah ujung utara Pulau Bali yang menyuguhkan atraksi "Megoak-goakan" dan puluhan pasangan muda-mudi mengenakan pakaian khas Dawang.
Menyusul duta seni Kabupaten Karangasem, daerah ujung timur Bali menampilkan visualisasi tokoh pejuang legendaris dalam pragmentari gugurnya Anak Agung Candra Buana. Selain itu menunjukkan ketangkasan pasukan perang tradisional berupa "gebug ende"
Semua itu dikemas dalam bentuk tabuh instrumen musik tadisional Bali yang bertalu-talu dengan iringan tari yang menekankan pada ekspresi keindahan dan kedamaian.
Kabupaten Jembrana, daerah ujung barat Pulau Bali menampilkan pasangan muda mudi mengenakan pakaian khas daerah setempat payas agung yang terbuat dari tenun cagcag buatan perajin setempat. Selain itu jgua prosesi segera kertih, bagian dari kegiatan ritual yang bermakna untuk membersihkan alam di laut.
Kabupaten Klungkung menyuguhkan tujuh jenis alat musik tradisional khas daerah itu serta prosesi talak, rangda dan barong. Tuan rumah Kota Denpasar menampilkan kemasan seni pada zaman kerjaan di Denpasar. Dalam pawai budaya itu juga ikut tim kesenian dari Malaysia, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat.
Masing-masing kabupaten/kota menampilkan keunikan dan ciri khas daerah dirangkai sedemikian rupa oleh penampilan yang lainnya, sehingga menjadi satu kesatuan atraksi yang unik dan menarik, sehingga mampu menjadi atraksu budaya yang sangat diminati wisatawan mancanegara.(I Ketut Sutika)