Denpasar (Antara Bali) - Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Kota Denpasar, Bali terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendapatan para petani dengan pembudidaya ikan perkotaan.
Kepala Dinas Perikanaan dan Ketahanan Pangan Kota Denpasar, Anak Agung Bayu Brahmasta, di Denpasar, Kamis mengatakan salah satu terobosan yang kini sedang dilirik adalah pengembangan inovasi teknologi dengan sistem bioflok dalam pembibitan ikan.
"Kami terus memberikan dukungan kepada para pembudidaya ikan di Denpasar dengan harapan hasil bisa maksimal diperoleh ke depannya," katanya.
Agung Bayu yang didampingi Kepala UPT Pasar Benih dan Balai Benih Ikan Denpasar, I Wayan Sugasta menjelaskan tentang teknologi bioflok, bahwa saat ini popularitas budidaya ikan semakin meningkat di kalangan masyarakat dan pembudidaya ikan tersebut.
Ia mengatakan kondisi itu bisa terjadi, karena teknologi tersebut di nilai mampu menggenjot produktivitas ikan dengan penggunaan lahan yang tidak terlalu luas dan juga hemat sumber air.
Semua efek positif itu bisa didapat, karena teknologi tersebut mengadopsi bentuk rekayasa lingkungan yang mengandalkan suplai oksigen dan pemanfaatan mikroorganisme, dan secara langsung dapat meningkatkan nilai kecernaan pakan.
"Dengan mengunakan teknologi bioflok, produksi ikan bisa mengalami peningkatan hingga tiga kali lipat dari produksi biasa. Selain itu, manfaat positif yang dihasilkan dari teknologi tersebut, membuktikan bioflok adalah teknologi yang ramah lingkungan, dan ke depannya akan kami gabungkan dengan sistem aquaponik, yakni metode ini dipadukan dengan tanaman sayuran," ucapnya.
Ia mengatakan fakta tersebut juga menjadi catatan positif karena teknologi budidaya perikanan kini mengarah pada konsep keberlanjutan.
Hal tersebutlah, kata dia, yang disukai para pembudidaya dan sangat bermanfaat untuk menambah suplai ikan. Target produksi benih dari usaha pembenihan rakyat sebanyak 7.581.000 ekor sampai bulan September 2017 sebanyak 5.301.000 ekor yang dikirim keluar daerah Bali dan ekspor ke negara Timor Leste.
Sementara itu, seorang pembudidaya ikan, Gede Darmada asal Sesetan mengatakan dengan tekologi ini memiliki kelebihan dalam budidaya ikan tersebut. Yakni dalam satu bioflok bisa menampung 5000 sampai 6000 ekor. Karena sebelumnya hanya bisa menampung 2000 ekor ikan dengan ukuran kolam sebesar tiga kali tiga meter dengan ketinggian air rata-rata mencapai 90 centimeter hingga satu meter.
Agung Bayu mengatakan terkait pembudidayaan ikan lele secara mengkhusus dilakukan dengan cara pemisahkan dengan bertahap. Hal ini juga tidak terlepas dari karakter ikan lele yang bersifat kanibal atau pemangsa.
"Sekali panen dalam satu kg bisa mencapai enam hingga tujuh ekor ikan lele, dan dengan teknologi bioflok ini tentunya sangat mudah serta menguntungkan buat peternak ikan," katanya. (WDY)
Dinas Perikanan Kembangkan Pembibitan Ikan Teknologi Bioflak
Kamis, 5 Oktober 2017 19:20 WIB