Negara (Antara Bali) - Penataan bangunan di objek wisata Teluk Gilimanuk, Kabupaten Jembrana diarahkan sesuai tradisi dan kepercayaan masyarakat Bali, yaitu memperhitungkan asta kosala kosali.
"Masyarakat Bali memiliki perhitungan dalam menentukan tata letak bangunan, yaitu asta kosala kosali. Perhitungan tersebut harus digunakan untuk objek wisata Teluk Gilimanuk," kata Bupati Jembrana I Putu Artha, saat mengecek pengerjaan proyek penataan Teluk Gilimanuk, Jumat.
Ia mengatakan, letak pintu masuk hingga bangunan lainnya di teluk tersebut, harus disesuaikan dengan perhitungan asta kosala kosali, agar memiliki taksu atau ruh untuk menarik pengunjung.
Selain itu, katanya, dengan menggunakan asta kosala kosali, pengunjung maupun orang yang melintas akan merasakan atmosfer Bali di kawasan tersebut.
Selain penataan teluk dengan anggaran Rp1 miliar lebih untuk tahun ini, di Kelurahan Gilimanuk juga akan dibangun rest area yang bisa digunakan sebagai tempat istirahat bagi pengguna kendaraan Denpasar-Gilimanuk, serta taman makepung.
Kepada rekanan serta pengawas proyek, ia mengingatkan, untuk menjaga kualitas pengerjaan sehingga uang rakyat yang digunakan bisa bermanfaat secara maksimal.
"Jangan mentang-mentang proyek pemerintah pengerjaannya asal jalan saja. Kepada pengawas dari instansi terkait, saya perintahkan untuk memperhatikan kualitas proyek," katanya.
Selain Teluk Gilimanuk, ia juga mengecek proyek terminal kargo di Desa Kaliakah, Kecamatan Negara dengan pesan yang sama untuk menjaga kualitas.
Kepala Bappeda Jembrana I Ketut Swijana mengatakan, sebelum menerima pengerjaan dari rekanan, pemerintah akan melakukan tes atau pengujian terhadap proyek bersangkutan.(GBI)
Penataan Wisata Gilimanuk Diarahkan Sesuai Tradisi Bali
Jumat, 22 September 2017 16:25 WIB